Latest Updates

Empat Kunci Kebahagian Keluarga Sakinah

Manusia hidup di dunia ini
pastilah berburu kebahagiaan
dunia akhirat. Dalam profesi
atau keadaan yang
bagaimanapun di kedalaman
hati manusia pastilah berburu
bahagia. Mereka memburu
kaya atau pasangan yang
istimewa (dengan ketampanan
suami atau kecantikan isteri).
Bila ditarik benang merah
pastilah kebahagiaan yang
mereka buru.
Namun sebagaimana bisa kita
bisa baca dalam salah satu
tausiyah dan artikel dalam
website ini, Syaikhina KHA.
Masduqi Machfudz menyatakan
bahwa betapapun jenius,
brilian dan kecerdasan dari
akal pikiran, ternyata manusia
memiliki tiga macam
kelemahan pokok yang tidak
dapat dipecahkan oleh akal
pikiran itu sendiri.
Tiga kelemahan pokok
tersebut adalah:
• Akal pikiran itu tidak dapat
mengetahui hakekat
kebenaran. Buktinya ialah
banyak teori kebenaran yang
dikemukakan oleh para ahli
filsafat yang berbeda-beda
antara teori yang satu dengan
yang lain, padahal kita tahu
dengan pasti bahwa
kebenaran yang sejati
hanyalah satu.
• Akal pikiran itu tidak dapat
mengetahui letak dan hakekat
kebahagiaan hidup. Buktinya
ialah bahwa seringkali sesuatu
yang dibayangkan oleh
seseorang akan dapat
membahagiakan hidupnya
sehingga dia mengerahkan
seluruh pikiran, tenaga dan
dana yang ada padanya.
Namun setelah tercapai
ternyata malah membawa
kesengsaraan hidup yang
berkepanjangan.
• Akal pikiran itu tidak dapat
mengetahui asal muasal
manusia.
Artinya meskipun akal pikiran
itu sangat cerdas, jenius, dan
brilian, ternyata tidak dapat
menjawab tujuh macam
pertanyaan berikut:
1. Dari mana manusia itu
datang sebelum hidup di dunia
ini?
2. Mengapa manusia itu harus
hidup di dunia ini?
3. Siapa gerangan yang
menghendaki kehidupan
manusia di dunia ini?
4. Untuk apa manusia hidup di
dunia ini?
5. Mengapa setelah manusia
terlanjur senang hidup di
dunia dia harus mati?
Padahal tidak ada seorangpun
yang senang mati.
6. Siapa gerangan yang
menghendaki kematian
manusia?
7. Ke mana nyawa manusia
setelah mati dan bangkainya
dikubur?
Ketiga macam kelemahan akal
pikiran manusia tersebut di
atas adalah bukti yang nyata
bahwa manusia mutlak
memerlukan petunjuk yang
dapat mengatasi ketiga
kelemahan akal tersebut dan
yang dapat memberikan
bimbingan kepada manusia
agar hidupnya di dunia ini
dapat memiliki ketenangan
dan ketentraman jiwa yang
menjadi faktor penentu bagi
kebahagiaan hidup.
Petunjuk tersebut dikenal
dengan nama agama, yang
berasal dari bahasa Sansekerta
(bahasa India kuno), yang
berarti:
• a = tidak,
• gama = kacau.
Jadi yang dimaksud dengan
agama adalah peraturan-
peraturan yang dipergunakan
untuk mengatur manusia agar
hidupnya di dunia ini tidak
kacau.
Rasulullah SAW sang pembawa
ajaran agama Islam bersabda:
"Dari Ibn Asaakir. Ada empat
kunci kebahagiaan bagi
seseorang muslim, yaitu
mempunyai isteri yang salehah,
anak-anak yang baik,
lingkungan yang baik dan
pekerjaan yang tetap di
negerinya sendiri." HR Dailami
Pasangan yang saleh
Allah dalam al Quran surat Al
Baqarah ayat 82 menyatakan:
"Dan orang-orang yang
beriman serta beramal saleh,
mereka itu penghuni surga;
mereka kekal di dalamnya."
Rasulullah juga pernah
bersabda:
"Dunia adalah harta dan
sebaik-baik harta adalah
wanita yang shalihah."
Allah seringkali menyertakan
antara kata orang yang
beriman dan beramal saleh,
karena kesalihan itu hanya bisa
timbul dari keimanan. Tanpa
landasan keimanan perilaku
sebaik apapun tidak bisa
disebut amal shaleh.
Di antara tanda-tanda isteri
salehah adalah sebagaimana
diisyaratkan Rasulullah dalam
sebuah haditsnya:
Empat golongan wanita calon
penghuni surga:
• Wanita yang menjaga diri
dari perbuatan haram dan
berbakti kepada Allah dan
suaminya.
• Wanita yang banyak
keturunannya, penyabar serta
menerima dengan senang hati
dalam segala keadaan hidup
bersama suaminya.
• Wanita yang bersifat pemalu,
jika suaminya pergi maka ia
menjaga dirinya dan harta
suaminya. dan jika suaminya
datang maka ia mengekang
mulutnya dari perkataan yang
tidak layak kepadanya.
• Wanita yang apabila ditinggal
mati suaminya, mengekang diri
untuk tidak menikah karena
takut anak-anaknya akan
terlantar
Pasangan suami isteri yang
saleh adalah pasangan yang
senantiasa melestarikan
amalan ahli surga,
sebagaimana keberhasilan
Rasulullah dalam membina
rumah tangganya, sehingga
beliau menyatakan:
"Rumahku adalah surgaku".
Artinya rumah yang dihuni
oleh isteri yang salehah adalah
yang mampu menciptakan
bayang-bayang kenikmatan
surgawi. Salah satu ciri wanita
yang mampu menciptakan
bayang-bayang kenikmatan
surgawi adalah wanita yang
memiliki rasa malu. Malu
bergaul dengan sembarang
orang, malu mengumbar aib
suami, malu melakukan
maksiat dan terpenting malu
melakukan sesuatu yang tidak
diridlai Allah ataupun
suaminya.
Anak anak yang baik
Keluarga sakinah dan bahagia
tidak akan tercipta di kala salah
satu elemen terpentingnya
menjadi seorang yang tidak
mampu dibanggakan di
hadapan Allah. Maka
pendidikan anak yang
memadai bagi kebutuhan
ruhaninya sangatlah
menentukan kebahagiaan bagi
sebuah keluarga. Rasulullah
pernah bersabda:
"Taatilah perintah Allah dan
jauhilah larangan Allah, dan
perintahkanlah anak-anakmu
untuk mentaati perintah Allah
dan untuk menjauhi larangan
Allah, dan dengan demikian
engkau telah melindungi
dirimu dan anak-anakmu dari
siksa api neraka".
Kalau ada barang atau
perhiasan dunia yang paling
berharga, maka anak lebih
pantas mendudukinya. Dia
mengalahkan seluruh harta
lainnya. Dia di atas segala
sesuatu yang dimiliki. Anak
merupakan perhiasan
kehidupan dunia yang menjadi
kebanggaan orang tua.
Rasulullah bersabda:
"Anak itu rezeki (wewangian)
dari surga." HR Al Hakim.
Karena itu menjaga dan
mendorong anak menjadi
sosok yang baik dan dapat
dibanggakan oleh orang tua di
hadapan Allah adalah kunci
kebahagiaan seseorang di
dunia maupun di akhirat kelak.
Lingkungan yang baik
Ada sebuah peribahasa arab
yang menyatakan: "al-insaanu
waladul bii-ah. "
Manusia itu adalah anak dari
lingkungannya.
Maka memilihkan lingkungan
yang baik bagi keluarga juga
termasuk kunci kebahagiaan
seseorang. Bagaimana
seseorang berbahagia,
manakala dia sudah berusaha
menjaga keluarganya dari
perilaku yang tidak baik,
ternyata anak-anaknya,
isterinya, suaminya memiliki
perilaku yang tidak baik akibat
pergaulan yang salah.
Pekerjaan yang tetap di
negerinya sendiri
Tentu sudah tidak menjadi
asing bagi kita, ketika
mendengar seorang suami
yang bekerja di luar kota atau
bahkan di luar negeri ternyata
ketika pulang isterinya sudah
hamil atau melahirkan anak
yang bukan dari bibit suami,
atau sebaliknya. Kita juga pasti
sudah sering mendengar anak
menjadi broken home ketika
kedua orang tuanya jauh
darinya. Tidak ada kontrol dari
kedua orang tua yang dia
harapkan. Karena itu pekerjaan
yang tetap di negeri sendiri
merupakan kunci kebahagiaan
bagi siapapun juga. "Hujan
batu di negeri sendiri lebih
baik daripada hujan emas di
negeri orang."

0 Response to "Empat Kunci Kebahagian Keluarga Sakinah"

Post a Comment

X-Steel - Wait