Latest Updates

Makalah Psikologi Gejala-gejala Jiwa



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Psikologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang proses mental dan perilaku. Perilaku dari manusia, berikut pula perilaku dari peserta didik atau siswa akan  mudah difahami apabila kita memahami proses mentalnya. Proses mental inilah yang sering disebut dengan gejala-gejala  jiwa.
Mengingat pentingnya pemahaman tentang proses mental atau gejala jiwa dalam belajar, kita sebagai pendidik sudah semestinya memahami dan menerapkan pemahaman tentang proses mental terhadap perserta didik kita. Kita juga perlu untuk memahami aktivitas dan proses mental atau gejala jiwa manusia termasuk peserta didik khususnya dalam proses pembelajaran.

B.     Rumusan Masalah
Dalam penyusunan makalah ini, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1.      Apa definisi dari Psikologi Pendidikan?
2.      Apakah yang dimaksud dengan gejala-gejala jiwa?
3.      Apa saja macam dan karakteristik dari gejala jiwa tersebut?

C.     Tujuan Penulisan
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan, maka, tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Memahami definisi dari psikologi pendidikan
2.      Mengetahui hakikat dari gejala-gejala jiwa
3.      Mengatahui macam dan karakteristik dari proses mental atau gejala jiwa tersebut.




BAB II
PEMBAHASAN

A.      Definisi Psikologi Pendidikan
1.      Definisi Psikologi
Psikologi berasal dari bahasa Yunani berupa Psychology yang merupakan gabungan dan kata psyche dan logos. Psyche yang mempunyai arti jiwa, dan logos yang mempunyai arti pembahasan atau ilmu.
Istilah psyche atau jiwa masih belum dapat didefinisikan secara jelas, karena jiwa merupakan objek bersifat abstrak dan tidak dapat dilihat, tatepi meskipun begitu diyakini keberadaannya, istilah jiwa dalam beberapa dasawarsa ini telah berganti menjadi psikis.
Dalam Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 13 (1990) dinyatakan bahwa Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dan binatang baik yang dapat dilihat  secara langsung maupun yang tidak dapat dilihat secara langsung. Dakir (1993) menyatakan bahwa psikologi membahas tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan lingkungannya. Muhibbin Syah (2001) menyimpulkan bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia baik selaku individu maupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan. Tingkah laku terbuka adalah tingkah laku yang bersifat psikomotor yang meliputi perbuatan berbicara, duduk , berjalan dan lain sebgainya, sedangkan tingkah laku tertutup meliputi berfikir, berkeyakinan, berperasaan dan lain sebagainya.[1]
Dari beberapa definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia, baik sebagai individu maupun dalam hubungannya dengan lingkungannya. Tingkah laku tersebut berupa tingkah laku yang tampak maupun tidak tampak, tingkah laku yang disadari maupun yang tidak disadari.


2.      Definisi Pendidikan
Pendidikan berasal dari  kata didik, mendidik  berarti memelihara dan membentuk latihan. Dalam kamus besar Bahasa Indoneia (1991) Pendidikan diartikan sebagai proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan
Poerbakawatja dan Harahap dalam Muhibbin Syah (2001) menyatakan bahwa pendidikan merupakan usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk   meningkatkan kedewasaan yang selalu diartikan sebagai kemampuan  untuk bertanggung jawab terhadap  segala perbuatannya[2].
Dari definisi-definisi tersebut diatas dapat penulis simpulkan bahwa pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan sengaja untuk mengubah tingkah laku manusia baik secara individu maupun kelompok untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
3.      Definisi Psikologi Pendidikan
Whiterington (1978) mendefinisikan psikologi pendidikan sebagai studi sistematis tentang proses-proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan manusia.
Sumadi Suryabrata (1984) mendefinisikan psikologi pendidikan sebagai pengetahuan psikologi mengenai anak didik dalam situasi pendidikan.
Elliot dkk.(1999) menyatakan bahwa psikologi pendidikan merupakan penerapan teori-teori psikologi untuk mempelajari perkembangan, belajar, motivasi, pengajaran dan permasalahan yang muncul dalam dunia pendidikan.
Dari bebrapa definisi yang telah disampaikan, dapat didsimpulkan bahwa psikologi pendidikan adalah suatu penerapan dari ilmu psikologi yang diterapkan dalam dunia pendidikan. Dalam psikologi pendidikan ini dibahas tentang pengubahan sifat dan pendewasaan manusia melalui proses pembelajaran dan palatihan.


B. Pengertian Gejala Jiwa
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, psikologi merupakan ilmu yang mempelajari proses mental dan perilaku pada manusia. Perilaku manusia akan lebih mudah dipahami jika kita juga memahami proses mental yang mendasari perilaku tersebut. Demikian juga kita akan lebih mudah memahami perilaku siswa jika kita memahami proses mental yang mendasari perilaku siswa tersebut Mengingat pentingnya pemahaman tentang proses mental tersebut, maka dalam bab ini akan dijelaskan beberapa akfivitas atau proses mental yang umum terjadi pada manusia, khususnya yang berkaitan dengan proses belajar mengajar. Proses mental juga sering disebut dengan gejala jiwa.

C. Macam-Macam Gejala-Gejala Jiwa dan Karakteristiknya
1.      Gejala Jiwa Kognisi (Pengenalan)
Istilah cognitive beasal dari kata cognition yang mempunyai padanan kata atau sinonim knowing yang mempunyai arti mengetahui. Dalam arti luas, cognition (kognisi) merupakan pemerolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuan. Dala perkembangannya istilah kognisi berkembang menjadi suatu ranah psikologis manusia  yang meliputi setiap peilaku mental  yang berhubungan  dengan  pemahaman,  pertimbangan,  pengolahan  informasi, pemecahan masalah, kesengajaan, dan keyakinan. Gejala kognisi meliputi:
a.      Pengamatan
Pengamatan merupakan  proses mengenal segala sesuatu yang ada disekitar kita dengan menggunakan alat indera. Panca indera dimilik oleh baik manusia maupun hewan. Namun manusia dianugerahi akal yang menjadikan manusia berbeda dengan makhluk Tuhan yang lainnya.
Proses dalam pengamatan adalah sebagai berikut:
1)      Harus ada perhatian yang ditujukan kepada perangsang
2)      Ada perangsang yang mengenai alat indera kita
3)      Ada alat indera syang menangkap perangsang
4)      Ada urat syaraf yang membawa perangsang ke otak
5)      Ada otak yang menyadarinya.


b.      Tanggapan
              Tanggapan  sebagai  salah  satu  fungsi  jiwa  yang  pokok,  dapat diartikan  sebagai  gambaran  ingatan  dari  pengamatan,  ketika  objek  yang diamati  tidak lagi  berada  dalam  ruang  dam  waktu  pengamatan.  Jadi,  jika proses  pengamatan  sudah  berhenti,  dan  hanya  tinggal  kesan-kesannya  saja, peristiwa demikian ini disebut tanggapan.
              Tanggapan disebut “laten” (tersembunyi, belum terungkap), apabila tanggapan tersebut ada di bawah sadar, atau tidak kita sadari, dan suatu saat bisa  disadarkan  kembali.  Sedang  tanggapan  disebut  “aktual”,  apabila tanggapan tersbut kita sadari.
              Perbedaan antara tanggapan dan pengamatan:
1)      Pengamatan terikat pada tempat dan waktu, sedang pada tanggapan tidak terikat waktu dan tempat.
2)      Objek pengamatan sempurna dan mendetail, sedangkan objek tanggapan tidak mendetail dan kabur.
3)      Pengamatan memerlukan perangsang, sedang pada tanggapan tidak perlu ada rangsangan.
4)      Pengmatan bersifat sensoris, sedang pada tanggapan bersifat imaginer.
c.       Fantasi
              Fantasi  adalah  daya  jiwa  untuk  membentuk  atau mencipta tanggapan-tanggapan baru dengan bantuan tanggapan yang sudah ada,
              Jenis-jenis fantasi adalah sebagai berikut:
1)      Fantasi Mencipta
Fantasi  yang  terjadi  atas  inisiatif  atau  kehendak  sendiri,  tanpa bantuan  orang lain  atau  jenis  fantasi  yang  mampu  menciptakan  hal-hal baru. Fantasi macam ini biasanya lebih banyak dimilki oleh para seniman, anak-anak, dan para ilmuwan.[3]
2)      Fantasi Tuntunan atau Terpimpin
Fantasi yang terjadi dengan bantuan pimpinan atau tuntunan orang lain.  Dalam  hal  ini  misalnya  kalau  kita  sedang  membaca  buku,  kita mengikuti pengarang buku itu dalam ceritanya.
Fungsi Pokok Fantasi adalah sebagai berikut:
a)      Fantasi mengh-abstrahir (mengabstraksi)
      Fantasi dengan menyaring atau memisahkan sifat-sifat tertentu dari tanggapan  yang sudah  ada. Misalnya  anak  yang  belum  pernah  melihat gurun  pasir,  maka  dalam  berfantasi,  dibayangkan  dengan  seperti lapangan  tanpa  pohon-pohon  disekitarnya  dan  tanahnya  malulu  pasir semua bukan rumput.
b)      Fantasi Mengkombinir
Fantasi dengan mengabungkan dua atau lebih tanggapan-tanggapan yang  sudah  ada,  disusun  menjadi  satu  tanggapan  baru.  Misalnya: Tanggapan badan singa + kepala manusia = Spinx di kota Mesir
c)      Fantasi Mendeterninir
Fantasi  dimana  tanggapan  lama  dilengkapi,  disempurnakan  dan mendapatkan  ketentuan  yang  lebih  jelas  dan  terbatas  sehingga  tercipta tanggapan baru
d.      Daya Ingatan
            Ingatan (memory) ialah kekuatan jiwa untuk menerima, menyimpan, dan mereproduksi kesan-kesan.
Sifat  Daya  ingatan  itu  tidak  sama  pada  tiap  orang,  oleh karena  itu, sifat daya ingatan dibedakan menjadi:
1)      Ingatan  yang  mudah  dan  cepat:  orang  yang  memiliki  daya  ingatan inidnegan cepat dan mudah menyimpan dan mencamkan kesan-kesan.
2)      Ingatan yang luas dan teguh: sekaligus seseorang dapat  menerima banyak kesan dan dalam daerah yang luas
3)      Ingatan yang setia: kesan yang telah diterimanya itu tetapi tidak berubah, tetap sebagimana waktu menerimanya.
4)      Ingatan  yang  patuh:  kesan-kesan  yang  telah  dicamkan  dan  disimpan  itu dengan cepat dapat direprodusir

e.       Berfikir
              Ialah  hasil  proses  berfikir  yang  merangkum  sebagian  dari kenyataan  yang  dinyatakan  dengan  satu  perkataan.  Dalam  hal  ini misalnya pengertian “sepeda” merangkum segala jenissepeda yang kita ketahui,  dan  kita  menyatakannya  dengan  satu    perkataan  yaitu “sepeda”.
              Dalam  berfikir,  seseorang  menghubungkan  pengertian  satu  dengan pengertian lainnya  dalam  rangka  mendapatkan  pemecahan  persoalan  yang dihadapi.  Dalam  pemecahan  persoalan,  individu  membeda-bedakan, mempersatukan  dan  berusaha  menjawab  pertanyaan,  mengapa,  untuk  apa, bagaimana, dimana dan lain sebagainya. Hal-hal yang berhubungan dengan berfikir adalah:
a.       Pengertian
b.      Keputusan
c.       Kesimpulan
f.   Intelegensi
Intelligensi  ialah  kesanggupan  rohani  untuk  menyesuaikan  diri kepada situasi  yang baru dengan menggunakan berfikir menurut tujuannya. Seseorang  dapat dikatakan  berbuat  intelligen  kalau  dalam  situasi  tertentu,  ia  dapat  berbuat dengan  cara-cara  yang  tepat.  Artinya,  ia  dapat  memecahkan  kesulitan-kesulitan,  soal-soal  yang  terdapat  dalam  situasi  itu.  Dengan  kata  lain,  ia dapat menyesuaikan diri dengan situasi yang baru itu.

2.   Gejala Jiwa Konasi (Kemauan)
            Kemauan merupakan salah satu fungsi hidup kejiwaan manusia, dapat diartikan sebagai aktifitas psikis yang mengandung usaha aktif dan berhubungan dengan pelaksanaan suatu tujuan. Tujuan adalah titik akhir dari gerakan yang menuju pada sesuatu arah. Adapun tujuan kemampuan adalah pelaksanaan suatu tujuan-tujuan yang harus diartikan dalam suatu hubungan. Misalnya, seseorang yang memiliki suatu benda, maka tujuannya bukan pada bendanya, akan tetapi pada mempunyai benda itu”, yaitu berada dalam relasi (hubungan), milik atas benda itu. Seseorang yang mempunyai tujuan untuk menjadi sarjana, dengan dasar kemauan, ia belajar dengan tekun, walaupun mungkin juga sambil bekerja. Dalam istilah sehari-hari, kemauan dapat disamakan dengan kehendak dan hasrat. Kehendak ialah suatu fungsi jiwa untuk dapat mencapai sesuatu yang merupakan kekuatan dari dalam dan tampak dari luar sebagai gerak-gerik. Gejala Konasi terbagi atas:
a.       Dorongan 
b.      Keinginan
c.       Hasrat
d.      Kecenderungan
e.       Hawa nafsu
f.       Kemauan
Pribadi  memberikan  corak  dan  menentukan,  sesudah  memilih  dan mengambil  keputusan.  Perbuatan  memilih  dan  mengambil  keputusan  ini disebut dengan keputusan kata hati.

3.   Gejala Jiwa Emosi (Perasaan)
            Perasaan  termasuk  gejala  jiwa  yang  dimiliki  oleh  semua  orang  dan tingkatannya tidak sama. Perasaan tidak termasuk gejala mengenal, walaupun demikian, perasaan sering juga berhubungan dengan gejala mengenal.[4] Jenis-jenis Emosi (perasaan) adalah sebagai berikut:
1.      Perasaan-perasaan  jasmaniyah:  jenis  perasaan  ini  sering  pula  disebut perasaan tingkat rendah yang terbagi sebagai berikut:
1)      Perasaan  sensoris:  yaitu  perasaan  yang  berhubungan   dengan stimulus terhadap indra, misalnya: dingin, hangat, pahit, asam dan sebagainya.
2)      Perasaan  vital:  yaitu  perasaan  yang  berhubungan  dengan  kondisi jasmani  pada  umumnya,  misalnya  lelah,  lesu,  lemah,  segar,  sehat dan sebagainya.
2.      Perasaan-perasaan  rohaniah:  sering  pula  disebut  sebagai  perasaan  luhur (tingkat tinggi), yang terdiri dari:
1)      Perasaan  intelektual:  yaitu  perasaan  yang  berhubungan  dengan kesanggupan intelektual dalam mengatasi suatu masalah, misalnya: senang  atau  puas  ketika  berhasil  (perasaan  intelektual  positif), kecewa atau jengkel ketika gagal (perasaan intelektual negatif).
2)      Perasaan  kesusilaan  (etis):  yaitu  perasaan  yang  berhubungan dengan  baik-buruk  atau  norma,  misalnya:  puas  ketika  mampu melakukan  hal  yang  baik,  atau  menyesal  ketika  melakukan  hal yang tidak baik.
3)      Perasaan  estetis  (keindahan);  yaitu  perasaan yang  berhubungan dengan  penghayatan  dan  apresiasi  tentang  sesuatu  yang  indah  tau tidak indah. Perasaan ini timbul jika seseorang mengamati sesuatu yang  indah  atau  yang  jelek.  Yang  indah  menimbulkan  perasaan positif, yang jelek menimbulkan perasaan yang negatif.
4)      Perasaan  sosial  (kemasyarakatan):  yaitu  perasaan  yang  cenderung untuk  mengikatkan  diri  dengan  orang-orang  lain,  misalnya: perasaan cinta sesama manusia, rasa ingin bergaul, ingin menolong, rasa simpati atau setia kawan dan sebagainya.
5)      Perasaan  harga diri:  yaitu  perasaan  yang  berhubungan  dengan penghargaan  diri  seseorang,  misalnya:  rasa  senang,  puas,  dan bangga  akibat  adanya pengakuan  dan  penghargaan  dari  orang  lain atau sebaliknya.
6)      Perasaan  ketuhanan  (religius):  yaitu  perasaan  yang  berkaitan dengan  kekuasaan  dan  eksistensi  dari  Tuhan.  Manusia  merupakan satu-satunya yang dianugrahkan perasaan ini oleh Tuhan. Perasaan ini digolongkan pada peristiwa psikis yang paling luhur dan mulia. Menurut  pandangan  filsafat  ketuhanan  (theologi)  menusia  disebut “homo divinans” yaitu manusia senantiasa memilki kepercayaan terhadap Tuhan dan hal-hal yang bersifat ghaib.   

4.  Gejala Jiwa Campuran
Gejala campuran meliputi Perhatian, Sugesti, dan kelelahan.
·         Perhatian 
Dalam istilah psikologi, perhatian diartikan sebagai suatu reaksi yang dilakukan oleh organisme dan kesadaran seseorang.[5] Perhatian ialah konsentrasi atau aktifitas jiwa kita terhadap pengamatan, pengertian, dan sebagainya dengan mengenyampingkan yang lain daripada itu.[6] Perhatian adalah reaksi umum yang menyebabkan bertambahnya aktifitas daya konsentrasi dan fokus terhadap satu objek, baik didalam maupun di luar dirinya.Perhatian juga adalah merupakan penyeleksian terhadap stimuli yang ditermia oleh individu yang bersangkutan.[7]
Menurut Dr. Aryan Ardhana, perhatian adalah suatu kegiatan jiwa. Perhatian dapat didefinisikan sebagai proses pemusatan phase-phase atau unsur-unsur pengalaman dan mengabaikan yang lainnya. Sedang menurut Drs. Dakir, perhatian adalah keaktifan peningkatan kesadaran dalam pemusatannya kepada barang sesuatu baik di dalam maupun di luar diri kita.[8]
. Faktor yang mempengaruhi perhatian : 
˗ Pembawaan
˗ Latihan dan kebiasaan 
˗ Kebutuhan 
˗ Kewajiban 
˗ Keadaan jasmani 
˗ Suasana jiwa 
˗ Suasana di sekitar 
˗ Kuat atau tidaknya perangsang dari obyek itu sendiri
·         Sugesti
Sugesti adalah pengaruh atas jiwa atau perbuatan seseorang, sehingga pikiran, perasaan dan pikirannya terpengaruh, dan dengan begitu orang mengakui apa yang di kehendaki dari padanya. Cara untuk menyugesti : 
- Dengan membujuk
- Dengan memuji
- Dengan menakut – nakuti 
- Dengan menunjukan kekurangan atau kelebihan
·         Kelelahan
Adalah  gejala berkurangnya manusia untuk melakukan sesuatu. Sebab-sebab terjadinya kelelahan:
1)      Kelelahan disebabkan oleh pekerjaan jasmani. Misalnya, olahraga.
2)      Kelelahan disebabkan oleh pekerjaan jiwa. Misalnya, memikirkan masalah yang sulit/pelik.
            Macam-macam kelelahan:
1)      Kelelahan jasmani
2)      Kelelahan Rohani
            Hubungan kelelahan jasmani dan rohani yaitu pekerjaan jasmani dapat menimbulkan kelelahan jasmani pun dapat menimbulkan kelelahan rohani
·         Intuisi
Intuisi berasal dari Intueri yang artinya mengindra dengan jiwa, memandang dengan batin. Kata lain dari Intuisi adalah ilham, bisikan kalbu.  Intuisi adalah pandangan batiniah yang sertamerta tembus mengenai satu peristiwa atau kebenaran tanpa perurutan pikiran, mirip ilham. Intuisi merupakan bentuk pikiran yang samar-samar, sering setengah disadari tanpa diiringi prises berfikir yang cermat sebelumnya namun kenudian dapat menuntun pada satu keyakinan.
Intuisi adalah kemampuan jiwa manusia dalam mendapatkan kesimpulan suatu soal tanpa uraian, tanpa ketenangan, dan tanpa analisis tertentu. Berikut uraian tentang Intuisi yaitu :
1.      Intuisi tidak berdasarkan pada proses berpilir yang berturut-turut, tidak derdasarkan pertimbangan, dan perhitungan seksama.
2.      Intuisi terjadi sama halnya dengan perbuatan instingsif tidak dengan aktifitas piker tetapi tidak sama dengan insting.
3.      Intuisi banyak terjadi dalam kehidupan sehari-hari, kadang-kadang mempunyai nilai yang baik tetapi kadang-kadang berakibat yang tidak menyenangkan.
4.      Biasanya wanita lebih intuitif dari pada pria.
5.      berfikir adalah berbicara batin yang tidak terdengar.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa psikologi pendidikan adalah suatu penerapan dari ilmu psikologi yang diterapkan dalam dunia pendidikan. Dalam psikologi pendidikan ini dibahas tentang pengubahan sifat dan pendewasaan manusia melalui proses pembelajaran dan palatihan.
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, psikologi merupakan ilmu yang mempelajari proses mental dan perilaku pada manusia. Perilaku manusia akan lebih mudah dipahami jika kita juga memahami proses mental yang mendasari perilaku tersebut. Demikian juga kita akan lebih mudah memahami perilaku siswa jika kita memahami proses mental yang mendasari perilaku siswa tersebut Mengingat pentingnya pemahaman tentang proses mental tersebut, maka dalam bab ini akan dijelaskan beberapa akfivitas atau proses mental yang umum terjadi pada manusia, khususnya yang berkaitan dengan proses belajar mengajar. Proses mental juga sering disebut dengan gejala jiwa.
Macam-macam gejala jiwa adalah sebagai berikut:
1.      Gejala kognisi (pengenalan), yang meliputi pengamatan, tanggapan, fantas, daya ingat, berfikir dan fantasi
2.      Gejala Konasi (kemauan), terbagi atas dorongan, keinginan, hasrat, kecenderungan, hawa nafsu, dan kemauan
3.      Gejala Emosi (perasaan), meliputi perasaan-perasaan jasamaniah dan perasaan-perasaan rohaniah
4.      Gejala campuran, meliputi Perhatian, Sugesti, dan kelelahan

B. Saran
              Sebagai pendidik, hendaknya kita dapat memahami tentang peranan psikologi pendidikan dalam proses pembelajaran. Terlebih juga memahai tentang gejala-gejala jiwa yang terjadi pada manusia.
            Gejala-jiwa atau proses mental sangat perlu difahami oleh pendidik, hal ini dimaksudkan agar lebih dapat memahami proses mental yang dialami oleh peserta didik, agar kita dapat menerapkan tindakan apa yang akan kita lakukan apabila dihadapkan dalam suatu masalah dalam proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA

Agus sujanto, psikologi umum, Jakarta, Bumi aksara, 1993.
Drs. Abu Ahmadi dan Drs. M. Umar M.A., Psikologi Umum, Edisi Revisi, Surabaya : PT Bina Ilmu, 1992 .
Drs. Dakir, Pengantar Psychologi Umum.
M. Noor HS, Himpunan Istilah Psikologi,
Mardianto. Psikologi Pendidikan. (Online) http://mardianto-iainsu.blogspot.com/. Diakses 26 Nopember 2014.
Perdana, Andrean. 2013. Gejala Kognisi, Konasi, Emosi Dan CampuranManusia. (Online) http://www.yuwonoputra.com/2013/07/gejala-kognisi-konasi-emosi-campuran.html. diakses: 26 Nopember 2014.

Utomo, Bagus. 2013. Gejala Jiwa Kognisi, Emosi, Konasi, dan Campuran. (Online) http://embesgang.blogspot.com/2013/05/gejala-jiwa-kognisi-emosi-konasi-dan.html. Diakses: 26 Nopember 2014.

Wanny. 2011. Gejala-Gejala Jiwa yang dapat Memepengaruhi Kehidupan Manusia. (Online) http://wannypoenya.blogspot.com/2011/06/makalah-psikologi-gejala-gejala-jiwa.html. Diakses: 2 Desember 2014.




[1] Perdana, Andrean. 2013. Gejala Kognisi, Konasi, Emosi Dan CampuranManusia. (Online) http://www.yuwonoputra.com/2013/07/gejala-kognisi-konasi-emosi-campuran.html. diakses: 26 Nopember 2014.

[2] Utomo, Bagus. 2013. Gejala Jiwa Kognisi, Emosi, Konasi, dan Campuran. (Online) http://embesgang.blogspot.com/2013/05/gejala-jiwa-kognisi-emosi-konasi-dan.html. Diakses: 26 Nopember 2014.

[3] Wanny. 2011. Gejala-Gejala Jiwa yang dapat Memepengaruhi Kehidupan Manusia. (Online) http://wannypoenya.blogspot.com/2011/06/makalah-psikologi-gejala-gejala-jiwa.html. Diakses: 2 Desember 2014.

[4] Mardianto.. Psikologi Pendidikan. (Online) http://mardianto-iainsu.blogspot.com/. Diakses 26 Nopember 2014.
[5]M. Noor HS, Himpunan Istilah Psikologi, hal.134
[6]Agus sujanto, psikologi umum (Jakarta, Bumi aksara, 1993) hal : 89
[7]Drs. Abu Ahmadi dan Drs. M. Umar M.A., Psikologi Umum, Edisi Revisi ( Surabaya : PT Bina Ilmu, 1992 ) Hal : 93

[8]Drs. Dakir, Pengantar Psychologi Umum, hal.181

0 Response to "Makalah Psikologi Gejala-gejala Jiwa"

Post a Comment

X-Steel - Wait