Latest Updates

NASEHAT UNTUK YANG MUDAH JATUH CINTA

NASEHAT UNTUK YANG MUDAH JATUH CINTA

Jadikanlah dirimu sebagai permata, berharga dan selalu ingin dijaga. Jangan seperti rumput, mudah didapat di posisikan dibawah telapak kaki untuk di injak.
Sebagai muslim dan muslimah kita sudah diajarkan Rasulullah,saw bagaimana menjadi pribadi yang mulia dan bisa di muliakan orang lain.

Begitu juga dalam hal ber-"Cinta" hendaknya kita menjaga, jangan sampai terjerumus dalam badai asmara yang di haramkan Allah Ta'ala. meskipun kita sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menjauhinya, setan selalu berusaha sekuat tenaga untuk mengaburkan pandangan dan akal sehat anda.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan dalam sebuah hadits:
الْمَرْأَةُ عَوْرَةٌ فَإِذَا خَرَجَتِ اسْتَشْرَفَهَا الشَّيْطَانُ. رواه الترمذي وغيره
“Wanita itu adalah aurat (harus ditutupi), bila ia ia keluar dari rumahnya, maka setan akan mengesankannya begitu cantik (di mata lelaki yang bukan mahramnya).” (HR At Tirmizi)
Makanya jelas, jika seseorang yang nafsunya sudah mengalahkan akal sehatnya, seperti Pepatah arab
حُبُّكَ الشَّيْءَ يُعْمِي وَيُصِمُّ
Cintamu kepada sesuatu, menjadikanmu buta dan tuli.
Saudaraku...
Jadi berhati-hatilah masalah hati (jatuh cinta), Jangan terperdaya bujuk rayu setan yang mengajakmu ke lembah haram.
Yahya bin Mu’az berkata: “Cinta karena Allah tidak akan bertambah hanya karena orang yang engkau cintai berbuat baik kepadamu, dan tidak akan berkurang karena ia berlaku kasar kepadamu.”
Hendaknya Cinta mu tumbuh bersemi karena adanya iman, amal sholeh dan akhlaq mulia, sehingga bila iman orang yang anda cintai tidak bertambah, maka cinta andapun tidak akan bertambah. Dan sebaliknya, bila iman orang yang anda cintai berkurang, maka cinta andapun turut berkurang. Anda cinta kepadanya bukan karena materi, pangkat kedudukan atau wajah yang rupawan, akan tetapi karena ia beriman dan berakhlaq mulia. Inilah cinta suci saudaraku dan cinta itu bisa didapat hanya dengan jalan Nikah.
"Semoga Allah mengirimkan hamba-hamba-Nya yang sholeh dan sholehah. Dan menjaga kita dari hal-hal yang dimurkai-Nya. Serta memberikan cinta kepada orang-orang yang dihalalkan Allah,sesuai syar'iat."

Diantara 7 Golongan yang akan mendapatkan naungan Allah

Diantara 7 Golongan yang akan mendapatkan naungan Allah

Orang yang berdzikir kepada Allah dalam keadaan sendiri hingga kedua matanya basah karena menangis.
Ini adalah amalan yang sangat berat dan tidak akan dirasakan kecuali oleh orang yang mempunyai kekuatan iman dan orang yang takut kepada Allah ketika dia sendiri maupun ketika dia bersama orang lain. Dan tangisan yang lahir dari kedua sifat ini merupakan tangisan karena takut kepada Allah Ta’ala.
Seperti sabda Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam:
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ
وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَا
“Ada tujuh golongan manusia yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya,salah satunya adalah:
Orang yang berdzikir kepada Allah dalam keadaan sendiri hingga kedua matanya basah karena menangis.”
(HR. Al-Bukhari no. 620 dan Muslim no. 1712).

MENGOBATI PENYAKIT LUPA

MENGOBATI PENYAKIT LUPA

جاء أحد إلى رجل الصالح, وقال هل للنسيان من علاج أو دواء ؟

قال: نعم له دواء بفضل الله , وهي; الإستغفار،والصلاة على النبي,و الكتابة ولهذا امتن الله عز وجل على عباده بها فقال : ( اقرأ باسم ربك الذي خلق * خلق الإنسان من علق * اقرأ وربك الأكرم * الذي علم بالقلم )
فقال ” اقرأ ” ثم قال : ” الذي علم بالقلم ” يعني اقرأ من حفظك،فإن لم يكن فمن قلمك فالله تبارك وتعالى بين لنا كيف نداوي هذه العلة،وهي علة النسيان وذلك بأن نداويها بالكتابة
Seseorang datang kepada orang sholeh dan bertanya:
Apakah sifat lupa itu bisa disembuhkan atau ada obatnya?
orang sholeh itu pun menjawab:
Ya, ada obatnya dengan keutamaan Allah, yaitu dengan cara:
1. Istighfar
2. Membaca Shalawat Nabi
3. dan menulisnya. Karenanya Allah Azza wa Jalla menganugerahkan kemampuan menulis ini kepada para hambaNya. Allah berfirman:
اقرأ باسم ربك الذي خلق * خلق الإنسان من علق * اقرأ وربك الأكرم * الذي علم بالقلم
“Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia menciptakan manusia dari segumpal daging. Bacalah dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah. Yang mengajarkan dengan pena.”
Allah berfirman, “Bacalah,” kemudian berfirman, “Yang mengajarkan dengan pena.” Maksudnya: Bacalah dari hafalanmu, dan jika tidak (mampu) maka dari tulisanmu. Allah Tabaraka wa Ta’ala menjelaskan kepada kita bagaimana cara mengobati penyakit ini, yakni penyakit lupa, yaitu kita mengobatinya dengan menulisnya.”
والله أعلمُ بالصواب
نفعنا الله وإياكم...
"Semoga bermanfaat untuk kita semua..."

☃7 Rahasia Mendidik Anak

☃7 Rahasia Mendidik Anak

🌸
🌤Jika melihat anakmu menanagis, jangan buang waktu untuk mendiamkannya. Coba tunjuk burung atau awan di atas langit agar ia melihatnya, ia akan terdiam. Karena psikologis manusia saat menangis, adalah menunduk.
⌚Jika ingin anak-anakmu berhenti bermain, jangan berkata: “Ayo, sudah mainnya, stop sekarang!”. Tapi katakan kepada mereka: “Mainnya 5 menit lagi yaaa”. Kemudian ingatkan kembali: “Dua menit lagi yaaa”. Kemudian barulah katakan: “Ayo, waktu main sudah habis”. Mereka akan berhenti bermain.
🤗Jika engkau berada di hadapan sekumpulan anak-anak dalam sebuah tempat, yang mereka berisik dan gaduh, dan engkau ingin memperingatkan mereka, maka katakanlah: “Ayoo.. Siapa yang mau mendengar cerita saya, angkat tangannya..”. Salah seorang akan mengangkat tangan, kemudian disusul dengan anak-anak yang lain, dan semuanya akan diam.
🕌Katakan kepada anak-anak menjelang tidur: “Ayo tidur sayang.. besok pagi kan kita sholat subuh”, maka perhatian mereka akan selalu ke akhirat. Jangan berkata: “Ayo tidur, besok kan sekolah”, akhirnya mereka tidak sholat subuh karena perhatiannya adalah dunia.
🌷
 Nikmati masa kecil anak-anakmu, karena waktu akan berlalu sangat cepat. Kepolosan dan kekanak-kanakan mereka tidak akan lama, ia akan menjadi kenangan. Bermainlah bersama mereka, tertawalah bersama mereka, bercandalah bersama mereka. Jadilah anak kecil saat bersama mereka, ajarkan mereka dengan cara yang menyenangkan sambil bermain.

Tinggalkan HP sesaat kalau bisa. Jika ada teman yang menelpon, katakan: “Maaf saaay, saat ini aku sedang sibuk mendampingi anak-anak”. Semua ini tidak menyebabkan jatuhnya wibawamu, atau hilangnya kepribadianmu. Orang yang bijaksana tahu bagaimana cara menyeimbangkan segala sesuatu dan menguasai pendidikan anak.
🕋Selain itu, jangan lupa berdoa dan bermohon kepada Allah, agar anak-anak kita menjadi perhiasan yang menyenangkan, baik di dunia maupun di akhirat.

Kisah Hikmah

Kisah Hikmah

Nasihat yang terkenal ini diucapkan oleh imam Hasan Al-Basri ketika beliau diundang oleh penguasa Iraq, Ibnu Hubairah, yang diangkat oleh Yazid bin Abdul Malik.
Ibnu Hubairah adalah seorang yang jujur dan shaleh, namun hatinya selalu gundah menghadapi perintah-perintah Yazid yang bertentangan dengan nuraninya.
Ia berkata, “Allah telah memberi kekuasan kepada Yazid atas hambanya dan mewajibkan kita untuk mentaatinya. Ia sekarang menugaskan saya untuk memerintah Iraq dan Parsi, namun kadang-kadang perintahnya bertentangan dengan kebenaran. Ya, Abu Sa’id apa pendapatmu? Nasihatilah aku …”
Berkata Hasan Al-Bashri, “Wahai Ibnu Hubairah, takutlah kepada Allah ketika engkau mentaati Yazid dan jangan takut kepada Yazid¬ketika engkau mentaati Allah. 
Ketahuilah, Allah membelamu dari Yazid, dan Yazid tidak mampu membelamu dari siksa Allah. Wahai Ibnu Hubairah, jika engkau mentaati Allah, Allah akan memeliharamu dari siksaan Yazid didunia, akan tetapi jika engkau mentaati Yazid, ia tidak akan memeliharamu dari siksa Allah di dunia dan akhirat. 
Ketahuilah, tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam ma’siat kepada Allah, siapapun orangnya.”

Berderai air mata Ibnu Hubairah mendengar nasihat Hasan Al-Bashri yang sangat dalam itu.

“Tausiah Al-Habib Umar bin Hafidz yang Meruntuhkan Penyakit Hati”


.
Di hadapan kita ada qudwah (teladan), Rasulullah Saw bersabda: “Seorang mukmin tidak melaknat, mencela, menuduh, menyesat-nyesatkan bahkan mengkafirkan dan berkata keji.”
.

“Aku tidak diutus sebagai pelaknat, pencela ataupun berteriak-teriak di pasar.”
.
Baginda Saw, bukan pencaci,bukan menyesat nyesatkan atau sampai mengkafir kafirkan bukan pula pelaknat.bukan pula penghujat
Begitu juga dengan pengikut baginda dari kalangan ulama, tidak ada diantara mereka pelaknat yang suka melaknat orang.menghujat orang mengkafir kafirkan orang, Bukan juga pencaci, yang mencaci bahkan terhadap orang awam. Apa lagi terhadap para ulama, terlebih lagi para sahabat Nabi Saw. dan tabi’in. Mereka (para sahabat dan tabi’in) adalah sumurnya penghargaan, asas kehormatan.
.
Metode (dakwah) yang baik dan benar tidak ada caci maki sama sekali.tidak ada hujatan sama semakali , tidak ada penyesatan apa lagi pengkafiran , Nabi Saw tidak diutus untuk melaknat mengkafirkan menyesatkan mencaci dan memaki.
.
Tidak pula seorang wali Allah bertugas untuk mencaci atau memaki.atau mengkafir kafirkan
Tidak pula berdiri hakikat ilmu dengan caci maki menghujat mencela mengkafirkan sama sekali!
.
Tidaklah berdiri suatu madzhab dengan caci maki,dengan anarkis dengan menghujat memfitnah menuduh kecuali madzhab iblis dan madzhab pengikut iblis, pada setiap waktu dan masa. Merekalah yang terbiasa meneruskan tradisi caci maki terhadap manusia, melaknat manusia, memancing emosi dan menanam kebencian di antara umat Islam. Adapun para Nabi, para ulama dan para wali, mereka menebar kasih, menyebar persaudaraan, kelembutan perdamaian menyebarkan akhlaq, adab menyebarkan kesucian hati,
menyebarkan sikap menghargai, selalu menetapkan batasan, mengekang hawa nafsu, bersifat sabar dan menahan amarah. Inilah jalan yang ditempuh para nabi, para wali, para ulama dan orang-orang shaleh.

SAMPAIKANLAH KEBAIKAN MESKIPUN KITA BELUM SEPENUHNYA BAIK

SAMPAIKANLAH KEBAIKAN MESKIPUN KITA BELUM SEPENUHNYA BAIK

Menyampaikan kebaikan,salingnasehat-menasehati cerminan seorang mukmin, Apa itu hanya tugas pendakwah saja ?
tentu tidak! semua umat muslim berkewajiban menyampaikan kebaikan,meskipun diri kita baru belajar menjadi baik, simaklah nasehat Al-Imam Hasan Al-Bashri rahimahullah dengan penuh tawadhu' beliau berkata :

“Wahai manusia, sesungguhnya aku tengah menasehati kalian, dan bukan berarti aku orang yang terbaik di antara kalian, bukan pula orang yang paling shaleh di antara kalian. Sungguh, aku pun telah banyak melampaui batas terhadap diriku.
Aku tidak sanggup mengekangnya dengan sempurna, tidak pula membawanya sesuai dengan kewajiban dalam menaati Rabb-nya. Andaikata seorang muslim tidak memberi nasehat kepada saudaranya kecuali setelah dirinya menjadi orang yang sempurna, niscaya tidak akan ada para pemberi nasehat. Akan menjadi sedikit jumlah orang yang mau memberi peringatan dan tidak akan ada orang-orang yang berdakwah di jalan Allah ‘Azza wa Jalla, tidak ada yang mengajak untuk taat kepada-Nya, tidak pula melarang dari memaksiati-Nya.
Namun dengan berkumpulnya ulama dan kaum mukminin, sebagian memperingatkan kepada sebagian yang lain, niscaya hati-hati orang-orang yang bertakwa akan hidup dan mendapat peringatan dari kelalaian serta aman dari lupa dan kekhilafan. Maka terus meneruslah berada pada majelis-majelisdzikir (majelis ilmu), semoga Allah ‘Azza wa Jalla mengampuni kalian. Bisa jadi ada satu kata yang terdengar dan kata itu merendahkan diri kita namun sangat bermanfaat bagi kita. Bertaqwalah kalian semua kepada Allah ‘Azza wa Jalla dengan sebenar-benarnya taqwa dan janganlah kalian mati kecuali dalam keadaan muslim.”
(Mawai’zh lilImam Al-Hasan Al-Bashri, hal.185-187)
"Semoga Allah senantiasa melindungi kita dan menjadikan kita orang-orang yang beristiqamah dalam syiar kebaikan..Aamiin.

Tunduk dan cium tangan guru

Tunduk dan cium tangan guru

Dahulu ada seorang lelaki yang sedang berjalan tiba-tiba terjumpa dengan Guru Mulia Al Musnid Al Arif Billa Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz Bin Syech Abu bakar bin Salim.

Dia bertanya kepada Habib Umar bin Hafidz : 

"Mengapa kamu membenarkan anak muridmu menundukkan badan lalu mencium tangan mu,kamu tidak sedar telah melakukan perbuatan syirik kepada Allah dan sepatutnya yang kita sembah hanya Allah SWT bukan mahkluk, kamu ini mengajarkan anak muridmu perbuatan yang syirik",
Dengar pertanyaan seperti ituh Guru Mulia Al Habib Umar bin Hafidz hanya membalas dengan senyuman kepada lelaki itu,selepas itu habib Umar mengambil pen yang berada di kantung baju lelaki tersebut lalu menjatuhkan nya ke lantai.
Lalu orang itu pun menunduk ingin mengambil pen nya namun Habib Umar menahann nya lalu Habib Umar pun berkata, "Apa yang akan engkau lakukan jangan menunduk kebawah". Kemudian orang tersebut berkata, "Tidak,aku hanya ingin mengambil pulpen ku saja"
Lalu Habib Umar kembali berkata, "Engkau tidak boleh menunduk ke bawah menyembah pen, yang kita sembah hanyalah Allah SWT."
Orang itu berkata kembali, "Tidak,aku bukan menyembah pen aku hanya berniat mengambil pen aku sahaja bukan untuk menyembah".
Lalu Habib Umar tersenyum dan berkata kembali, "Begitu pula anak-anak muridku. Mereka hanya bersalaman dengan menundukkan badan bukan karena ingin menyembahku namun mereka cuma ingin menghormatiku sebagai Guru mereka meskipun aku tidak menginginkan / meminta mereka seperti itu".
Dengan jawaban yang singkat itu dia pun puas dan mengerti makna yang sebenarnya. Sungguh indah jawapan untuk seseorang yang agak kurang mengerti makna menghormati.
Shallu 'alan nabiy!
ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺻﻞ ﻋﻠﻰ ﻣﺤﻤﺪ ﻭﻋﻠﻰ ﺁﻝ ﻣﺤﻤﺪ ﻛﻤﺎ ﺻﻠﻴﺖ ﻋﻠﻰ ﺁﻝ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﺍﻧﻚ ﺣﻤﻴﺪ ﻣﺠﻴﺪ

Dua Faedah yang bermanfaat

Dua Faedah yang bermanfaat

1. Di riwayatkan ada seorang mendatangi baginda Nabi Shallallahu alaihi Wa sallam, dia berkata : " Wahai Rasulullah sesungguhnya Aku adalah seorang yang pelupa, oleh itu ajarkan kepada ku doa. Baginda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam menjawab " bacalah doa ini setiap Hari.
اللهم اجعل نفسي مطمئة تؤمن بلقائك وتقنع بعطائك وترضى بلقائك
Dibaca 3x.
2. Berkata Abu Turab an-nakhsyabi : Aku melihat Baginda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa sallam 1000x, dan setiap kali aku memintanya untuk mengajari ku doa yang dapat menyelamatkan ku, maka doanya tidak lebih dari doa sebagai berikut.
اللهم أحيني على اﻹسلام والسنة ، وتوفني على اﻹيمان والتوبة
[Di nukil dari kitab An-nujumuz-Zahirah, Karangan Al-allamah Al-habib zein bin Sumaith]
ﻳﺎ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻬﺎ ﻳﺎ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻬﺎ – ﻳﺎﺍﻟﻠﻪ ﺑﺤﺴﻦ ﺍﻟﺨﺎﺗﻤﺔ
ﻟﻰ ﻋﺸﺮﺓ ﺃﻃﻔﻲ ﺑﻬﻢ – ﻧﺎﺭ ﺍﻟﺠﺤﻴﻢ ﺍﻟﺤﺎﻃﻤﺔ
ﺍﻟﻤﺼﻄﻔﻲ ﻭﺍﻟﻤﺮﺗﻀﻲ – ﻭﺍﺑﻨﺎﻫﻤﺎ ﻭﻓﺎﻃﻤﺔ
ﻭﺧﺪﻳﺠﺔ ﺍﻟﻜﺒﺮﻱ ﺍﻟﺘﻲ – ﻫﻲ ﻟﻠﻤﻌﺎﻟﻲ ﺧﺎﺗﻤﺔ
ﻭﺑﻌﺎﺋﺸﺔ ﺫﺍﺕ ﺍﻟﺠﻤﺎﻝ – ﺃﻡ ﺍﻟﻜﻤﺎﻝ ﺍﻟﻌﺎﻟﻤﺔ
ﻭﺑﺒﻨﺖ ﻋﻤﺮﺍﻥ ﺃﻡ ﻋﻴﺴﻲ – ﻟﻢ ﺗﺰﻝ ﻟﻲ ﺭﺍﺣﻤﺔ
ﻭﺑﺂﺳﻴﺔ ﻣﻦ ﺃﺻﺒﺤﺖ – ﻣﻦ ﻛﻞ ﻫﻮﻝ ﺳﺎﻟﻤﺔ
ﻭﺑﺤﻖ ﺟﺒﺮﻳﻞ ﺍﻷﻣﻴﻦ – ﻋﻠﻲ ﺍﻟﺼﺤﺎﺋﻒ ﺗﺎﻣﺔ
ﻫﻢ ﺧﻴﺮﺗﻲ ﻭﺫﺧﻴﺮﺗﻲ – ﻓﻲ ﺍﻟﺤﺸﺮ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻄﺎﻣﺔ
ﻭﻛﺬﺍﻙ ﻓﻲ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﺇﺫﺍ – ﺟﺎﺀﺕ ﺍﻟﺨﻄﻮﺏ ﺍﻟﻘﺎﺻﻤﺔ
ﻭﺑﺤﻘﻬﻢ ﻳﺎ ﺫﺍ ﺍﻟﺠﻼﻝ – ﻭﺑﺎﻟﺼﻼﺓ ﺍﻟﻘﺎﺋﻤﺔ
ﺍﻟﻄﻒ ﺑﻨﺎ ﻭﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ – ﻣﻦ ﻛﻞ ﻋﻴﻦ ﻻﻣﺔ
ﻭﻣﻦ ﺍﻟﻌﺪﺍ ﻭﺍﻟﺮﺩﻱ – ﻭﻣﻦ ﺍﻟﻤﺼﺎﺋﺐ ﻋﺎﻣﺔ
ﻭﻋﻠﻴﻬﻤﻮ ﻳﺎ ﺭﺑﻨﺎ – ﻣﻨﻚ ﺍﻟﺴﻼﻡ ﺍﻟﺪﺍﺋﻤﺔ
ﺛﻢ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻋﻠﻲ ﺍﻟﺬﻱ – ﺧﺼﺼﺘﻪ ﺑﻤﻜﺎﻟﻤﺔ
ﻳﺎ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻬﺎ ﻳﺎ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻬﺎ ﻳﺎﺍﻟﻠﻪ ﺑﺤﺴﻦ ﺍﻟﺨﺎﺗﻤﺔ

YaAllah biha YaAllah biha
YaAllah bihusnil khatimah.

Wahai Allah aku telah memohon dengan sangat.
Wahai Allah jadikanlah akhir hidupku nanti sebaik baik akhiran..

Li assyratun uthfii bihim,
Narul jahimil hatimah.

Bagiku ada sepuluh orang yang mana dengan keberkahan mereka, maka padamlah kobaran api neraka yang panasnya amat sangat dahsyat
Almusthafa walmurtadha,
Wab’nahuma wafatimah.

Mereka itu adalah:Rasul saw, Sayyidaina Ali bin Abi Thalib dan kedua putera Sayyidina Ali(Hasan dan Husein) dan Fatimah az-Zahra
Wa Khadijatulkubra latii,
Hiiya lil’ma’aali ‘aalimah.

Dan Sayyidah Khadijah al-Kubra(Istri Rasulullah) yang mana beliau memiliki kedudukan yang teramat tinggi dan beliau adalah wanita yang ‘alim
Wabi’aisyah dzatiljamal,
Ummil kamalil ‘alimah.

Dan juga Sayyidah Aisyah yang memiliki keindahan yang merupakan wanita yang memiliki kesempurnaan ilmu
Wabintu ‘imran ummi ‘isa,
Lam tazal lii rahimah.

Begitu juga Sayyidah Maryam,yang merupakan puteri dari Sayyidina Imran dan beliau adalah ibunda Nabi Allah Isa,selamanya beliau tidak pernah hilang rasa kasih sayangnya
Wabi asiyah man ashabat,
Min kulli hawlin saalimah.

Begitu pula Sayyidah Asiyah(istri Raja Fir’aun),yang memiliki paras wajah yang selalu memancarkan cahaya yang telah diselamatkan dari sebuah peristiwa buruk
Wabihaqqi jibrilil amin,
‘Alasshahaa ifi taammah.

Dan dengan kebenarana Malaikat Jibril yang terpercaya, untuk menyampaikan wahyu Allah yang Maha Sempurna..

Amalan untuk melupakan mantan kekasih ( galau ) atau juga untuk mengobati orang kena pelet atau juga mengobati perselingkuhan

Amalan untuk melupakan mantan kekasih ( galau ) atau juga untuk mengobati orang kena pelet atau juga mengobati perselingkuhan

,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
Tulis di piring putih lalu dilebur dgn air kemudian diminum 3x sehari ( pagi,sore dan malam ) selama 3 hari
ا ب ق ا ل هو ر د ر ك م ه
و قيل اليوم ننساكم كما نسيتم لقاء يومكم هذا
و نسى ما قدمت يداه
(و لقد عهدنا الى آدم من قبل فنسى ولم نجد له عزما 3x )
شمهاهر 7x
وكذلك اليوم تنسى وكذلك ينسى قلب فلان بن فلانة الى فلانة بنت فلانة
Kata fulan dan fulanah di ganti nama yg dituju dan nama ibunya
Contoh andai yg galau itu andi krn memikirkan susi maka kata fulan / fulanah di ganti
Andi bin sariyem ila susi binti painem
Atau sebaliknya
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
Ijazah dari kiyai ustukhri irsyad pengasuh ponpes Al-hidayah Sarang Rembang Jateng

CIRI KHAS PAHAM WAHABI SALAFI YANG WAJIB ANDA PAHAMI UNTUK MEMBEDAKAN DENGAN ASWAJA (AHLUSSUNNAH WAL JAMA`AH, ASSAWADUL A'DZAM) SERTA 55 MACAM CIRI KHAS AQIDAH SESAT MEREKA

CIRI KHAS PAHAM WAHABI SALAFI YANG WAJIB ANDA PAHAMI UNTUK MEMBEDAKAN DENGAN ASWAJA (AHLUSSUNNAH WAL JAMA`AH, ASSAWADUL A'DZAM) SERTA 55 MACAM CIRI KHAS AQIDAH SESAT MEREKA

Oleh : KH Thobary Syadzily.
.
Ini adalah sebagian ciri khas wahabi yang tekah kami cek dan ricek dari berbagai sumber kitab kitab Ulama.dan tentu tidak mudah menelaahnya satu persatu sehingga mendapatkan data demikian.anda katakanlah ambil masaknya saja sebagai pedoman dan ada baiknya anda mengkaji Ulang dari kitab kitab Ulama wahabi jika memang mau kebenaran.
Mari kita simak kajian kami ciri khas wahabi sbb :
.
'AQIDAH
------------
1. Membagi Tauhid menjadi 3 bagian yaitu:
(a). Tauhid Rububiyyah: Dengan tauhid ini, mereka mengatakan bahwa kaum musyrik Mekah dan orang-orang kafir juga mempunyai tauhid.
(b). Tauhid Uluhiyyah: Dengan tauhid ini, mereka menafikan tauhid umat Islam yang bertawassul, beristigathah dan bertabarruk sedangkan ketiga-tiga perkara tersebut diterima oleh jumhur ulama‟ Islam khasnya ulama‟ empat Imam madzhab.
(c.) Tauhid Asma’ dan Sifat: Tauhid versi mereka ini bisa menjerumuskan umat islam ke lembah tashbih dan tajsim kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala seperti:
Menterjemahkan istiwa’ sebagai bersemayam/bersila
Merterjemahkan yad sebagai tangan
Menterjemahkan wajh sebagai muka
Menisbahkan jihah (arah) kepada Allah (arah atas – jihah ulya)
Menterjemah janb sebagai lambung/rusuk
Menterjemah nuzul sebagai turun dengan dzat
Menterjemah saq sebagai betis
Menterjemah ashabi’ sebagai jari-jari, dll
Menyatakan bahawa Allah SWT mempunyai “surah” atau rupa
Menambah bi dzatihi haqiqatan [dengan dzat secara hakikat] di akhir setiap ayat-ayat mutashabihat
2. Memahami ayat-ayat mutashabihat secara zhahir tanpa penjelasan terperinci dari ulama-ulama yang mu’tabar
3. Menolak asy-Sya’irah dan al-Maturidiyah yang merupakan ulama’ Islam dalam perkara Aqidah yang diikuti mayoritas umat islam
4. Sering mengkrititik asy-Sya’irah bahkan sehingga mengkafirkan asy-Sya’irah.(SUNNI)
5. Menyamakan asy-Sya’irah dengan Mu’tazilah dan Jahmiyyah atau Mu’aththilah dalam perkara mutashabihat.
6. Menolak dan menganggap tauhid sifat 20 sebagai satu konsep yang bersumberkan falsafah Yunani dan Greek.
7. Berlindung dibalik nama Salaf. Dgn mengtkan pengikut salafus sholeh.padahal akidah salaf ALLAH ADA TIDAK BERARAH DAN TIDAK BERTEMPAT.sementara mereka kebalikannya !!
8. Golongan mereka ini dikenal sebagai al-Hasyawiyyah, al-Musyabbihah, al-
Mujassimah atau al-Jahwiyyah dikalangan ulama’ Ahli Sunnah wal Jama’ah.
9. Sering menuduh bahwa Abu Hasan Al-Asy’ari telah kembali ke mazhab Salaf setelah bertaubat dari mazhab asy-Sya’irah. Menuduh ulama’ asy-Sya’irah tidak betul-betul memahami faham Abu Hasan Al-Asy’ari.
10. Menolak ta’wil dalam bab Mutashabihat.
11. Sering menuduh bahwa mayoritas umat Islam telah jatuh kepada perbuatan syirik.
12. Menuduh bahwa amalan memuliakan Rasulullah Shollallohu ‘alaihi wa sallam [membaca maulid dll] membawa kepada perbuatan syirik.
13. Tidak mengambil pelajaran sejarah para anbiya’, ulama’ dan sholihin dengan
dalih menghindari syirik.
14. Pemahaman yang salah tentang makna syirik, sehingga mudah menghukumi orang sebagai pelaku syirik.
15. Menolak tawassul, tabarruk dan istighathah dengan para anbiya’ serta sholihin.
16. Mengganggap tawassul, tabarruk dan istighathah sebagai cabang-cabang syirik.
17. Memandang remeh karamah para wali [auliya’].
18. Menyatakan bahwa ibu bapa dan datuk Rasulullah Shollallohu ‘alaihi wa sallam tidak selamat dari adzab api neraka.
19. Mengharamkan mengucap “radhiallahu ‘anha” untuk ibu Rosulullah Shollallohu ‘alaihi wa sallam, Sayyidatuna Aminah.
.
S I K A P
------------
1. Sering membid’ahkan amalan umat Islam bahkan sampai ke tahap mengkafirkan
mereka.
2. Mengganggap diri sebagai mujtahid atau berlagak sepertinya (walaupun tidak layak).
3. Sering mengambil hukum secara langsung dari al-Qur’an dan hadits (walaupun tidak layak).
4. Sering memtertawakan dan meremehkan ulama’ pondok dan golongan agama yang lain.
5. Ayat-ayat al-Qur’an dan Hadits yang ditujukan kepada orang kafir sering ditafsir ke atas orang Islam.
6. Memaksa orang lain berpegang dengan pendapat mereka walaupun pendapat itu syaz (janggal).
.
HADITS
-----------
1. Menolak beramal dengan hadis dho’if.
2. Penilaian hadits yang tidak sama dengan penilaian ulama’ hadits yang lain.
3. Mengagungkan Nasiruddin al-Albani di dalam bidang ini [walaupun beliau tidak
mempunyai sanad bagi menyatakan siapakah guru-guru beliau dalam bidang hadits.
[Bahkan mayoritas muslim mengetahui bahwa beliau tidak mempunyai guru dalam bidang hadits dan diketahui bahawa beliau belajar hadits secara sendiri dan ilmu jarh dan ta’dil beliau adalah mengikut Imam al-Dhahabi].
4. Sering menganggap hadits dho’if sebagai hadits mawdhu’ [mereka mengumpulkan hadits dho’if dan palsu di dalam satu kitab atau bab seolah-olah kedua-dua kategori hadits tersebut adalah sama]
5. Pembahasan hanya kepada sanad dan matan hadits, dan bukan pada makna hadits. Oleh karena itu, pebedaan pemahaman ulama’ [syawahid] dikesampingkan.
.
QUR’AN
-----------
1. Menganggap tajwid sebagai ilmu yang menyusahkan dan tidak perlu (Sebagian Wahabi indonesia yang jahil)
.
F I Q H
----------
1. Menolak mengikuti madzhab imam-imam yang empat; pada hakikatnya
mereka bermadzhab “TANPA MADZHAB”.bgmana mau dikatakan bermadzab jika byk hal mereka mencela imam mazab bahkan jahil kitab imam madzab.
2. Mencampuradukkan amalan empat mazhab dan pendapat-pendapat lain sehingga membawa kepada talfiq [mengambil yang disukai] haram
3. Memandang amalan bertaqlid sebagai bid’ah; mereka mengklaim dirinya berittiba’
4. Sering mengungkit dan mempermasalahkan soal-soal khilafiyyah
5. Sering menggunakan dakwaan ijma’ ulama dalam masalah khilafiyyah
6. Menganggap apa yang mereka amalkan adalah sunnah dan pendapat pihak lain adalah Bid’ah
7. Sering menuduh orang yang bermadzhab sebagai ta’assub [fanatik] mazhab
8. Salah faham makna bid‟ah yang menyebabkan mereka mudah membid‟ahkan orang lain
9. Mempromosikan madzhab fiqh baru yang dinamakan sebagai Fiqh al-Taysir, Fiqh al-Dalil, Fiqh Musoffa, dll [yang jelas keluar daripada fiqh empat mazhab]
10. Sering mewar-warkan agar hukum ahkam fiqh dipermudahkan dengan menggunakan hadis “Yassiru wa la tu’assiru, farrihu wa la tunaffiru”
11. Sering mengatakan bahwa fiqh empat madzhab telah ketinggalan zaman.
.
N A J I S
-----------
1. Sebagian mereka sering mempermasalahkan dalil akan kedudukan babi sebagai najis mughallazhah
2. Menyatakan bahwa bulu babi itu tidak najis karena tidak ada darah yang mengalir.
.
W U D L U '
--------------
1. Tidak menerima konsep air musta’mal
2. Bersentuhan lelaki dan perempuan tidak membatalkan wudhu’
3. Membasuh kedua belah telinga dengan air basuhan rambut dan tidak dengan air yang baru.
.
A D Z A N
-------------
1. Adzan Juma’at sekali; adzan kedua ditolak
SHALAT
1. Mempromosikan “Sifat Shalat Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam‟, dengan alasan kononnya shalat berdasarkan fiqh madzhab adalah bukan sifat shalat Nabi yang benar
2. Menganggap melafazhkan kalimat “usholli” sebagai bid’ah.
3. Berdiri dengan kedua kaki mengangkang.
4. Tidak membaca “Basmalah‟ secara jahar.
5. Menggangkat tangan sewaktu takbir sejajar bahu atau di depan dada.
6. Meletakkan tangan di atas dada sewaktu qiyam.
7. Menganggap perbedaan antara lelaki dan perempuan dalam shalat sebagai perkara bid‟ah (sebagian Wahabiyyah Indonesia yang jahil).
8. Menganggap qunut Subuh sebagai bid’ah.
9. Menggangap penambahan “wa bihamdihi” pada tasbih ruku’ dan sujud adalah bid’ah.
10. Menganggap mengusap muka selepas shalat sebagai bid’ah.
11. Shalat tarawih hanya 8 rakaat; mereka juga mengatakan shalat tarawih itu
sebenarnya adalah shalat malam (shalatul-lail) seperti pada malam-malam lainnya
12. Dzikir jahr di antara rakaat-rakaat shalat tarawih dianggap bid’ah.
13. Tidak ada qadha’ bagi shalat yang sengaja ditinggalkan.
14. Menganggap amalan bersalaman selepas shalat adalah bid’ah.
15. Menggangap lafazh sayyidina (taswid) dalam shalat sebagai bid’ah.
16. Menggerak-gerakkan jari sewaktu tasyahud awal dan akhir.
17. Boleh jama’ dan qashar walaupun kurang dari dua marhalah.
18. Memakai sarung atau celana setengah betis untuk menghindari isbal.
19. Menolak shalat sunnat qabliyyah sebelum Juma’at
20. Menjama’ shalat sepanjang semester pengajian, karena mereka berada di landasan Fisabilillah
DO’A, DZIKIR DAN BACAAN AL-QUR’AN
1. Menggangap do’a berjama’ah selepas shalat sebagai bid’ah.
2. Menganggap dzikir dan wirid berjama’ah sebagai bid’ah.
3. Mengatakan bahwa membaca “Sodaqallahul ‘azhim” selepas bacaan al-Qur’an adalah Bid’ah.
4. Menyatakan bahwa do’a, dzikir dan shalawat yang tidak ada dalam al-Qur’an dan Hadits sebagai bid’ah. Sebagai contoh mereka menolak Dala’il al-Khairat, Shalawat al-Syifa‟, al-Munjiyah, al-Fatih, Nur al-Anwar, al-Taj, dll.
5. Menganggap amalan bacaan Yasin pada malam Jum’at sebagai bid’ah yang haram.
6. Mengatakan bahwa sedekah atau pahala tidak sampai kepada orang yang telah wafat.
7. Mengganggap penggunaan tasbih adalah bid’ah.
8. Mengganggap zikir dengan bilangan tertentu seperti 1000 (seribu), 10,000 (sepuluh ribu), dll sebagai bid’ah.
9. Menolak amalan ruqiyyah syar’iyah dalam pengobatan Islam seperti wafa‟, azimat, dll.
10. Menolak dzikir isim mufrad: Allah Allah.
11. Melihat bacaan Yasin pada malam nisfu Sya’ban sebagai bid’ah yang haram.
12. Sering menafikan dan memperselisihkan keistimewaan bulan Rajab dan Sya’ban.
13. Sering mengkritik keutamaan malam Nisfu Sya’ban.
14. Mengangkat tangan sewaktu berdoa’ adalah bid’ah.
15. Mempermasalahkan kedudukan shalat sunat tasbih.
PENGURUSAN JENAZAH DAN KUBUR
1. Menganggap amalan menziarahi maqam Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, para anbiya’, awliya’, ulama’ dan sholihin sebagai bid’ah dan shalat tidak boleh dijama’ atau qasar dalam ziarah seperti ini.
2. Mengharamkan wanita menziarahi kubur.
3. Menganggap talqin sebagai bid’ah.
4. Mengganggap amalan tahlil dan bacaan Yasin bagi kenduri arwah sebagai bid’ah yang haram.
5. Tidak membaca do’a selepas shalat jenazah.
6. Sebagian ulama’ mereka menyeru agar Maqam Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dikeluarkan dari masjid nabawi atas alasan menjauhkan umat Islam dari syirik
7. Menganggap kubur yang bersebelahan dengan masjid adalah bid’ah yang haram
8. Do’a dan bacaan al-Quran di perkuburan dianggap sebagai bid’ah.
MUNAKAHAT [PERNIKAHAN]
1. Talak tiga (3) dalam satu majlis adalah talak satu (1)
MAJLIS SAMBUTAN BERAMAI-RAMAI
1. Menolak peringatan Maulid Nabi; bahkan menyamakan sambutan Mawlid Nabi dengan perayaan kristen bagi Nabi Isa as.
2. Menolak amalan marhaban para habaib
3. Menolak amalan barzanji.
4. Berdiri ketika bacaan maulid adalah bid’ah
5. Menolak peringatan Isra’ Mi’raj, dll.
HAJI DAN UMRAH
1. Mencoba untuk memindahkan “Maqam Ibrahim as.” namun usaha tersebut telah digagalkan oleh al-Marhum Sheikh Mutawalli Sha’rawi saat beliau menemuhi Raja Faisal ketika itu.
2. Menghilangkan tanda telaga zam-zam
3. Mengubah tempat sa’i di antara Sofa dan Marwah yang mendapat tentangan ulama’ Islam dari seluruh dunia
PEMBELAJARAN DAN PENGAJARAN
1. Maraknya para professional yang bertitle LC menjadi “ustadz-ustadz‟ mereka (di Indonesia.hanya sebagian kecil yang bergelar LC namun mereka benar benar SUNNI)
2. Ulama-ulama yang sering menjadi rujukan mereka adalah:
a. Ibnu Taymiyyah al-Harrani
b. Ibnu Qayyim al-Jauziyyah
c. Muhammad bin Abdul Wahhab
d. Sheihk Abdul Aziz bin Baz
e. Nasiruddin al-Albani
f. Sheikh Sholeh al-Utsaimin
g. Sheikh Sholeh al-Fawzan
h. Adz-Dzahabi dll.
3. Sering mendakwahkan untuk kembali kepada al-Qura’an dan Hadits (tanpa menyebut para ulama’, sedangkan al-Qura’n dan Hadits sampai kepada umat Islam melalui para ulama’ dan para ulama’ juga lah yang memelihara dan menjabarkan kandungan al-Qur’an dan Hadits untuk umat ini)
4. Sering mengkritik Imam al-Ghazali dan kitab “Ihya’ Ulumuddin”
.
PENGKHIANATAN MEREKA KEPADA UMAT ISLAM
----------------------------------------------------------------------
1. Bersekutu dengan Inggris dalam menjatuhkan kerajaan Islam Turki Utsmaniyyah
2. Melakukan perubahan kepada kitab-kitab ulama’ yang tidak sehaluan dengan mereka
3. Banyak ulama’ dan umat Islam dibunuh sewaktu kebangkitan mereka di timur tengah
4. Memusnahkan sebagian besar peninggalan sejarah Islam seperti tempat lahir Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, meratakan maqam al-Baqi’ dan al-Ma’la [makam para isteri Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam di Baqi’, Madinah dan Ma’la, Mekah], tempat lahir Sayyiduna Abu Bakar dll, dengan hujjah tempat tersebut bisa membawa kepada syirik.
5. Di Indonesia, sebagian mereka dalu dikenali sebagai Kaum Muda atau Mudah [karena hukum fiqh mereka yang mudah, ia merupakan bentuk ketaatan bercampur dengan kehendak hawa nafsu].
TASAWWUF DAN THARIQAT
1. Sering mengkritik aliran Sufisme dan kitab-kitab sufi yang mu’tabar
2. Sufiyyah dianggap sebagai kesamaan dengan ajaran Budha dan Nasrani
3. Tidak dapat membedakan antara amalan sufi yang benar dan amalan bathiniyyah yang sesat.
Wallahu a’lam bish-Showab wal hadi ila sabilil haq.
55 Ciri-Ciri Salafi Wahabi
Oleh : KH Thobary Syadzily
Inilah kejahatan & kesesatan aliran Salafi Wahabi yakni ajaran yang dibawakan oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab at-Tamimi an-Najdi :
1. Allah bersemayam di atas ‘arsy seperti akidahnya kaum Yahudi.
2. Golongan yang beriman kepada setengah ayat Al-Qur’an dan kafir dengan setengah ayat Al-Quran yang lain.
3. Golongan yang menolak Takwil pada setengah ayat, dan membolehkan Takwil pada setengah ayat yang lain berdasarkan mengikuti hawa nafsu mereka.
4. Golongan yang menafikan Kenabian Nabi Adam A.S.
5. Golongan yang menyatakan bahwa Alam ini Qidam/Maha Dahulu (Rujuk pandangan ibn Taimiyyah).
6. Golongan yang mengkafirkan Imam Abu al-Hasan Al-Asy’ari dan para pengikutnya.
7. Golongan yang mengkafirkan Sultan Sholahuddin Al-Ayyubi dan Sultan Muhammad Al-Fateh.
8. Golongan yang mengkafirkan Imam An-Nawazwi dan Seluruh Ulama Islam yang menjadi para pengikutnya (Asy’ariyah dan Maturidiyah).
9. Golongan yang mengdhoifkan hadits-hadits shohih dan mengshohihkan hadis-hadis dhoif (lihat penulisan Albani).
10. Golongan yang tidak mempelajari ilmu dari Guru atau Syeikh, hanya copy paste dan membaca dari buku2 dsb.
11. Golongan yang mengharamkan bermusafir ke Madinah dengan niat ziarah Nabi Muhammad SAW.
12. Golongan yang membunuh Ummat Islam beramai-ramai di Mekah, Madinah, dan beberapa kawasan di tanah Hijaz (lihat tarikh an-Najdi).
13. Golongan yang meminta bantuan Askar dan Senjata pihak Britain (yang bertapak di tempat Kuwait pada ketika ini) ketika kalah dalam perang ketika mereka ingin menjajah Mekkah dan Madinah.
14. Golongan yang menghancurkan turath (sejarah peninggalan) Ummat Islam di Mekkah dan Madinah.(lihat kawasan pekuburan Jannatul Baqi, Bukit Uhud dsb)
15. Golongan yang membenci kaum ahlul bait.
16. Golongan yang bertentangan dengan Ijma para Shohabah, Tabiin, Salaf, Khalaf dan seluruh Ulama ASWAJA.
17. Golongan yang mendakwa akal tidak boleh digunakan dalam dalil syara’, dengan menolak fungsi akal (ayat-ayat Al-Quran menyarankan menggunakan akal)
18. Golongan yang mengejar syuhrah (pangkat, nama, promosi,kemasyhuran) dengan menggunakan pemahaman mereka yang salah terhadap Al-Qura’n dan As-Sunnah.
19. Golongan yang mengdhoifkan hadis solat tarawih 20 rakaat.(Albani)
20. Golongan yang mengharamkan menggunakan Tasbih.(Albani)
21. Golongan yang mengharamkan berpuasa pada hari sabtu walaupun hari Arafah jatuh pada hari tersebut.(Albani)
22. Golongan yang melecehkan Imam Abu Hanifah R.A.(Albani)
23. Golongan yang mendakwa Allah memenuhi alam ini dan menghina Allah dengan meletakkan anggota pada Allah SWT.
24. Golongan yang mendakwa Nabi Muhammad SAW tidak hayyan (hidup) di kuburan beliau .(Albani)
25. Golongan yang melarang membaca Sayyidina dan menganggap perbuatan itu bidah dholalah / sesat.
26. Golongan yang mengingkari membaca Al-Quran dan membaca talqin pada orang yang meninggal.
27. Golongan yang melarang membaca shalawat selepas azan.(Albani)
28. Golongan yang mengatakan Syurga dan Neraka ini fana (tidak akan kekal).(ibn Taimiyyah)
29. Golongan yang mengatakan lafaz talaq tiga tidak jatuh, jika aku talaq kamu dengan talaq tiga . (ibn Taimiyyah).
30. Golongan yang mengisbatkan (menyatakan/menetapkan) tempat bagi Allah. (Ibn Taimiyyah)
31. Golongan yang menggunakan wang ringgit untuk menggerakkan ajaran sesat mereka, membuat tadlis (penipuan dan pengubahan) di dalam kitab-kitab ulama yang tidak sependapat dengan mereka.
32. Golongan yang mengkafirkan orang Islam yang menetap di Palestine sekarang ini. (Albani)
33. Golongan yang membidahkan seluruh ummat Islam.
34. Golongan yang menghukumi syirik terhadap amalan ummat Islam yang tidak sepaham dengan mereka.
35. Golongan yang membawa ajaran tauhid dan tidak pernah belajar ilmu tauhid.(Ibn Taimiyyah)
36. Golongan yang mengatakan bahwa Abu Jahal dan Abu Lahab juga mempunyai tauhid, tidak pernah Nabi Muhammad SAW mengajar begini atau pun para Shohabah R.A. (Muhammad Abdul Wahab)
37. Golongan yang membolehkan memakai lambang salib hanya semata-mata untuk mujamalah/urusan resmi kerajaan, dan hukumnya tidak kufur. (Bin Baz)
38. Golongan yang membiayai keuangan Askar Kaum Kuffar untuk membunuh Ummat Islam dan melindungi negara mereka. (kerajaan Wahhabi Saudi)
39. Golongan yang memberi Syarikat-syarikat Yahudi memasuki Tanah Haram.(Kerajaan Wahhabi Saudi)
40. Golongan yang memecah-belah Ummat Islam dan institusi kekeluargaan.
41. Golongan yang mengharamkan Maulid dan bacaan-bacaan barzanji, marhaban.
41. Golongan yang menghalalkan bom bunuh diri atas nama jihad walaupun orang awam kafir yang tidak bersenjata mati. (selain di Palastine)
43. Golongan yang menghalalkan darah Ahlus Sunnah Wal Jamaah Asy’ariyah dan Maturidiyah. Lihat di Lubnan, Chechnya, Algeria, dan beberapa negara yang lain.
44. Golongan yang menimbulkan fitnah terhadap Ummat Islam dan menjelek-jelekkan nama baik Islam.
45. Golongan yang membuat kekacauan di Fathani, Thailand.
46. Golongan yang sesat menyesatkan rakyat Malaysia.
47. Golongan yang meninggalkan ajaran dan ilmu-ilmu Ulama ASWAJA yang muktabar.
48. Golongan yang meninggalkan methodologi ilmu ASWAJA.
49. Golongan yang Minoritas dalam dunia, malah baru berumur setahun jagung.
50. Golongan yang menuduh orang lain dengan tujuan melarikan diri atau menyembunyikan kesesatan mereka.
51. Golongan yang jahil, tidak habis mempelajari ilmu-ilmu Agama, tetapi ingin membuat fatwa sesuka hati.
52. Golongan yang melarang bertaqlid, tetapi mereka lebih bertaqlid kepada mazhab sesat mereka.
53. Golongan yang secara zahirnya berjubah, berkopiah, singkat jubah, janggut panjang, tetapi berlewat, tidak menghormati ulama, mengutuk para Alim Ulama dan tidak amanah dengan ilmu dan agama Islam.
54. Golongan yang tidak hujjah dalam ajaran mereka.
55. Golongan yang membawa ajaran sesat Ibn Taimiyyah/Muhamad Ibn Abd Wahab, kedua-dua individu ini telah dicemooh, ditentang, dijawab dan dikafirkan oleh Jumhur Ulama ASWAJA atas dasar akidah mereka yang sesat.
Wallahu A'lam

JALAN TASAWUF SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI

JALAN TASAWUF SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI

Menurut Sulthanul Auliya, terdapat 7 prinsip dasar bagi salik dalam bertarekat, yakni:
1. Mujahadah
Allah SWT berfirman,, “Orang-orang yag berjihad (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukan kepada mereka jalan-jalan Kami,” (Al-‘Ankabut [29]: 69).
Imam Juneid Al-Baghdadi mengatakan, “Aku mendengar As-Sari As-Saqathi berkata, ‘Wahai anak muda! Bekerja keraslah sebelum kalian mencapai usia sepertiku yang lemah dan tak bisa melakukan amal secara optimal.’ Hal ini dikatakan beliau setelah melihat tidak ada anak-anak muda yang gigih beribadah seperti dirinya.”
Ibrahim bin Adham menjelaskan bahwa seseorang tidak akan mencapai derajat orang-orang yang shaleh hingga ia melawati enam perkara: 1) Menutup pintu nikmat dan membuka pintu kesusahan; 2) Menutup pintu kemuliaan dan membuka pintu kehinaan; 3) Menutup pintu istirahat dan membuka pintu kerja keras; 4) Menutup pintu tidur dan membuka pintu begadang; 5) Menutup pintu kekayaan dan membuka pintu kemiskinan; 6) Menutup pintu harapan dan membuka pintu persiapan menyambut kematian.
2. Tawakal
Allah SWT berfirman, “Barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupi keperluannya (QS Ath-Thalaq [65]: 3). Hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakal, jika kamu benar-benar orang yang beriman,” (QS Al-Maidah [5]: 23)
Anas ibn Malik r.a. meriwayatkan, seorang laki-laki menemui Rasulullah SAW dengan mengendarai seekor unta. Ia bertanya, “Wahai Rasulullah, bolehkah aku membiarkan untaku tanpa diikat, lalu aku bertawakal?” Beliau menjawab, “Ikat dulu untamu! Lalu bertawakal!”
Abu Turab Al-Nakhsyabi mengatakan, tawakal adala melemparkan badan dalam penghambaan (‘ubudiyyah) dan mengaitkan kalbu dengan ketuhanan (rububiyyah), serta merasa tenang dengan apa yang ada. Jadi, jika diber, dia bersyukur dan jika tidak diberi, dia bersabar.”
3. Akhlak
Allah berfirman, “Sesungguhnya kamu benar-benar berakhlak agung,” (Al-Qalam [68]: 4). Anas ibn Malik ra. berkata bahwa Rasullah Saw. pernah ditanya tentang orang mukmin yang imannya paling utama. Beliau menjawab, “Yang paling baik akhlaknya.”
Akhlak adalah hal yang paling utama karena akhlak mencerminkan jati diri yang sebenarnya. Manusia terkubur oleh kelakuannya dan terkenal karena kelakuannya juga. Ada yang mengatakan, akhlak yang baik diberikan secara khusus oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad Saw. sebagaimana mukjizat dan keutamaan yang Dia berikan kepadanya. Namun, Allah tidak memuji beliau karena prestasi beliau seperti pujian-Nya kepada beliau karena akhlak beliau. Ada yang berpendapat, Allah memuji Nabi Muhammad karena akhlaknya yang agung karena beliau adalah orang yang mendermakan dunia dan akhirat (jad bi al-kaunain) dan mencukupkan diri dengan Allah. Budi pekerti yang agung berarti tidak memusuhi dan tidak layak dimusuhi karena makrifat yang mendalam akan Allah.
4. Syukur
Allah berfirman, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat)mu,” (Ibrahim [14]: 7). Menurut ahli hakikat, syukur adalah mengakui nikmat yang diberikan oleh pemberi nikmat secara khusus. Allah menyebut dirinya sebagai “Yang Maha Mensyukuri” (al-Syakur) dalam arti yang meluas. Maksudnya, dia akan membalas para hamba atas syukur mereka.
Ada yang mengatakan, hakikat syukur adalah memuji orang yang telah berbaik hati memberi (al-muhsin) dengan mengingat-ingat kebaikannya. Syukur hamba kepada Allah berarti memuji-Nya dengan mengingat-ingat kebaikan yang Dia berikan. Sementara, syukur Allah kepada hamba adalah pujian-Nya atas si hamba dengan menyebut kebaikannya kepada-Nya. Selanjutnya, kebaikan budi hamba adalah ketaatannya kepada Allah, dan kebaikan budi Allah adalah kemurahan-Nya memberikan nikmat kepada hamba.
5. Sabar
Allah berfirman, “Bersabarlah (hai Muhammad) dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah,” (An-Nahl [16]: 127). Aisyah ra meriwayatkan, Nabi Saw. bersabda, “Sabar yang sesungguhnya adalah sabar ketika menghadapi guncangan yang pertama.” Seorang laki-laki mengadu kepada Rasulullah Saw, “Wahai Rasulullah, hartaku telah habis dan tubuhku digerogoti penyakit.” Nabi Saw. menukas, “Tidak ada kebaikan pada hamba yang tidak kehilangan hartanya dan tidak sakit tubuhnya. Sesungguhnya jika Allah SWT. mencintai seorang hamba, maka Dia timpakan cobaan kepadanya.
Jika Dia menimpakan cobaan kepadanya maka Dia akan membuatnya bersabar.”
Sabar ada tiga macam, 1) Sabar karena Allah, yakni sabar dalam menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. 2) Sabar bersama Allah, yakni sabar menerim qadha dan skenario Allah pada dirimu berupa cobaan dan kesulitan. 3) Sabar atas Allah, yakni bersabar menanti apa yang dijanjikan Allah berupa rezeki, bebas dari masalah, kecukupan, pertolongan, dan ganjaran di akhirat.
6. Ridha
Allah berfirman, “Allah meridai mereka dan mereka pun meridai Allah,” (Al-Maidah [5]: 119). Rasulullah bersabda, “(Manis) rasa keimanan hanya bisa dicicipi oleh orang yang rida menerima Allah sebagai Tuhan.” Allah juga berfirman, “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu. Dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui,” (Al-Baqarah [2]: 216).
Abu Ali Al-Daqqaq ra mengatakan, rida bukanlah tidak merasakan cobaan, akan tetapi rida sesungguhnya adalah tidak memprotes ketentuan dan qadha. Apakah seseorang bisa mengetahui bahwa Allah meridainya? Dia bisa mengetahuinya. Jika seseorang merasakan hatinya rida kepada Allah maka dia tahu bahwa Allah rida kepadanya.
7. Jujur (Shiddiq)
Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar,” (At-Taubah [9]: 119). Diriwayatkan Abdullah ibn Mas’ud ra bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Jika seorang hamba selalu berkata benar dan terus bergiat mengupayakan kebenaran, maka Allah akan menetapkannya sebagai shiddiq (orang yang selalu berkata benar).”
Shidq adalah pilar dan penyempurna segala hal. Ia merupakan derajat kedua setelah derajat kenabian. Shadiq adalah sifat yang melekat pada seseorang yang jujur/berlaku benar. Sedangkan shiddiq adalah bentuk mubalaghah (hiperbola), diberikan kepada orang yang terus-menerus melakukan kejujuran/kebenaran, sehingga menjadi kebiasaan dan karakternya. Ada tiga hal yang menjadi buah manis orang yang berlaku shidq dan tidak akan lepas darinya: kenikmatan, wibawa, dan keramahan.
--Disarikan dari At-Tasawwuf dalam kitab Al-Gunyah Lithalibi Thariq Al-Haqq karya Syekh Abdul Qadir Al-Jailani

DAHSYATNYA SHALAWAT NABI

DAHSYATNYA SHALAWAT NABI


Syekh Abdul Qadir Al-Jailani memberi nasihat:
“Ketahuilah membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW adalah salah satu ibadah paling mulia, bentuk ketaatan paling luhur, ibadah yang paling tinggi nilainya yang diperintahkan Allah SWT kepada kita, sebagai bentuk penghormatan, pemuliaan dan pengagungan terhadap derajat beliau. Orang yang membaca shalawat dijanjikan akan mendapatkan tempat paling indah di akhirat dan pahala paling besar.

Membaca shalawat adalah amal perbuatan yang menyelamatkan, ucapan paling utama, ibadah yang menguntungkan, mengandung barakah paling banyak, dan ahwal yang paling kokoh.
Dengan membaca selawat, seorang hamba bisa meraih keridhaan Tuhan yang Maha Penyayang. Memperoleh kebahagiaan dan restu Allah SWT, barakah-barakah yang dapat dipetik, doa-doa yang terkabulkan, bahkan dia bisa naik ke tingkatan derajat yang lebih tinggi, serta mampu mengobati penyakit hati,dan diampuni dosa-dosa besarnya.

Allah SWT berfirman: 
إِنَّ اللَّهَ وَ مَلَئكتَهُ يُصلُّونَ عَلى النَّبىِّ يَأَيهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا صلُّوا عَلَيْهِ وَ سلِّمُوا تَسلِيماً
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya berselawat kepada Nabi; wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu kepadanya dan ucapkan salam kepadanya.” (Al-Ahzab | 33: 56)
Dalam Kitab As-Safinah Al-Qadiriyah menjelaskan tentang keutamaan-keutaman bershalawat kepada Rasulullah SAW dengan merujuk apa yang telah diriwayatkan oleh Ibnu Furhan dalam kitab Haqa’iq Al-Anwar.

Beliau menyebut 42 keutamaan dan keuntungan berselawat kepada Nabi. Menurutnya, “Membaca selawat kepada Nabi membuahkan banyak faedah yang bisa dipetik oleh seorang hamba:
1. Bershalawat untuk Nabi berarti melaksanakan perintah Allah SWT. 
2. Bershalawat untuk Nabi berarti meniru Allah yang berselawat kepada Nabi. 
3. Bershalawat untuk Nabi berarti meniru malaikat-malaikat-Nya yang berselawat kepada Nabi. 
4. Mendapat balasan 10 kali lipat selawat dari Allah SWT untuk diri kita pada setiap shalawat yang kita ucapkan.
5. Allah akan mengangkat derajat orang yang membaca shalawat 10 tingkat lebih tinggi.

6. Mendapat 10 catatan kebaikan.
7. Allah SWT menghapuskan 10 dosa keburukan. 
8. Berpeluang besar doanya akan dikabulkan Allah SWT.
9. Shalawat adalah syarat utama mendapat syafaat dari Rasulullah SAW.
10. Shalawat adalah syarat untuk mendapat ampunan Allah dan akan ditutup segala aib.
11. Shalawat adalah syarat untuk memperoleh perlindungan dari segala hal yang ditakutinya.

12. Shalawat adalah syarat seseorang dapat dekat kepada Rasulullah SAW.
13. Nilai selawat sama dengan nilai sedekah.
14. Shalawat adalah alasan bagi Allah dan para malaikat untuk membacakan selawat balasan.
15. Shalawat adalah syarat kesucian jiwa dan raga bagi pembacanya.
16. Terpenuhinya segala keinginan.

17. Shalawat adalah alasan seseorang mendapat kabar baik bahwa dirinya kelak akan memperoleh surga.
18. Shalawat adalah faktor memperoleh keselamatan di Hari Kiamat.
19.Shalawat adalah alasan bagi Rasulullah SAW untuk mengucapkan selawat balasan.
20. Shalawat dapat membuat pembacanya teringat akan semua hal yang dilupakannya.
21. Shalawat dapat membuat harumnya sebuah majelis pertemuan dan orang-orang yang hadir tidak mendapat kerugian di Hari Kiamat kelak.

22. Shalawat dapat menghilangkan kemiskinan dan kefakiran bagi pembacanya.
23. Shalawat dapat menghapus julukan orang kikir ketika selawat dibacakan.
24. Selawat menjadi penyelamat dari doa ancaman Rasulullah bagi orang yang membaca selawat ketika namanya disebutkan.
25. Shalawat akan mengiringi perjalanan pembacanya kelak di atas jembatan menuju surga dan akan menjauh dari orang yang tidak membacanya.

26. Shalawat akan menghilangkan keburukan-keburukan di suatu majelis pertemuan yang tidak dimulai dengan menyebut nama Allah dan Rasul-Nya.
27. Shalawat adalah penyempurna pahala dari sebuah percakapan yang dimulai dengan menyebut nama Allah dan membaca selawat kepada Rasul-Nya.
28. Shalawat adalah faktor yang dapat menyelematkan seorang hamba ketika berada di atas jembatan menuju surga.

29. Shalawat menghapus status sebagai pembenci selawat.
30. Shalawat adalah alasan bagi Allah untuk mengumumkan pujian baiknya kepada pembaca selawat tersebut di hadapan semua makhluk, baik di bumi maupun di langit.
31. Shalawat dapat mendatangkan rahmat Allah.
32. Shalawat dapat mendatangkan berkah.

33. Shalawat dapat melanggengkan dan mempertebal cinta kepada Rasulullah SAW dimana cinta ini merupakan simpul pokok keimanan.Dan, keimanan seseorang belum sempurna tanpa adanya cinta kepada Nabi.
34. Shalawat dapat memikat hati Rasulullah agar mencintai dirinya.
35. Shalawat mendatangkan hidayah dan menghidupkan hati yang telah mati.
36. Shalawat adalah syarat agar nama pembacanya disebut-sebut di hadapan Rasulullah SAW.

37. Shalawat dapat memantapkan iman dan Islam serta membacanya sama dengan memberi hak yang layak diterima oleh Rasulullah SAW. 
38. Shalawat merupakan bentuk syukur kita atas segala nikmat dari Allah SWT.
39. Bacaan selawat mengandung dzikir, syukur dan pengakuan atas nikmat Allah SWT.
40. Shalawat yang dibaca seorang hamba adalah bentuk doa dan permohonan kepada Allah, terkadang doa itu dipersembahkan kepada Nabi SAW dan tak jarang pula untuk dirinya sendiri, karena Shalawat dapat mendatangkan tambahan pahala.

41. Shalawat adalah buah yang paling manis dan faedah paling utama yang dapat didatangkan dari pembacaan Shalawat atas Nabi adalah melekatnya gambaran seorang Nabi yang mulia di dalam jiwa pembacanya.
42. Memperbanyak bacaan Shalawat atas Nabi SAW menjadikan dirinya satu tingkatan dengan derajat seorang Syekh Murabbi (guru spiritual).

--As-Safinah Al-Qadiriyah Li Asy-Syaikh ‘Abd Qadir Al-Jailani Al-Hasani

NABI PUN PAKAI KEMENYAN, SIAPA BILANG BID'AH?

NABI PUN PAKAI KEMENYAN, SIAPA BILANG BID'AH?

Sejak zaman Nabi dan Salafush Shaleh kemenyan sudah jadi bagian dari beberapa ritual umat Islam. Rasulullah SAW dan para Sahabat sendiri sangat menyukai wangi-wangian, baik yang berasal dari minyak wangi hingga kemenyan.
Semua rekam jejak dan bukti-bukti itu bisa kita jumpai dalam sejumlah hadis berikut:
عَنْ نَافِعٍ، قَالَ: كَانَ ابْنُ عُمَرَ «إِذَا اسْتَجْمَرَ اسْتَجْمَرَ بِالْأَلُوَّةِ، غَيْرَ مُطَرَّاةٍ وَبِكَافُورٍ، يَطْرَحُهُ مَعَ الْأَلُوَّةِ» ثُمَّ قَالَ: «هَكَذَا كَانَ يَسْتَجْمِرُ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
“Dari Nafi’, ia berkata, "Apabila Ibnu Umar mengukup mayat (membakar kemenyan), maka beliau mengukupnya dengan kayu gaharu yang tidak dihaluskan, dan dengan kapur barus yang dicampurkan dengan kapur barus. Kemudian beliau berkata, “Beginilah cara Rasulullah SAW ketika mengukup jenazah (membakar kemenyan untuk mayat)”. (HR. Muslim)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: " أَوَّلُ زُمْرَةٍ تَدْخُلُ الجَنَّةَ عَلَى صُورَةِ القَمَرِ لَيْلَةَ البَدْرِ، ... الى قوله ... وَوَقُودُ مَجَامِرِهِمْ لأَلُوَّةُ - قَالَ أَبُو اليَمَانِ: يَعْنِي العُودَ -، وَرَشْحُهُمُ المِسْكُ
"Dari Abi Hurairah radliyalahu 'anh, bahwa Rasulullah SAW bersabda : "Golongan penghuni surga yang pertama kali masuk surga adalah berbentuk rupa bulan pada malam bulan purnama, … (sampai ucapan beliau) …, nyala perdupaan mereka adalah gaharu, Imam Abul Yaman berkata, maksudnya adalah kayu gaharu” (HR. Imam Bukhari)
Demikian juga hadits shahih riwayat Imam Ahmad dalam musnadnya,
عَنْ أَبِي سُفْيَانَ، عَنْ جَابِرٍ، قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " إِذَا أَجْمَرْتُمُ الْمَيِّتَ، فَأَجْمِرُوهُ ثَلَاثًا “
Dari Abu Sufyan, dari Jabir, ia berkata,
Nabi Shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda : Apabila kalian mengukup mayit di antara kalian, maka lakukanlah sebanyak 3 kali” (HR. Ahmad)
Shahih Ibnu Hibban juga meriwayatkan sebuah shahih (atas syarat Imam Muslim):
عَنْ جَابِرٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " إِذَا جَمَّرْتُمُ الْمَيِّتَ فأوتروا
“Dari Jabir, ia berkata : Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi wa Sallam bersabda : “Apabila kalian mengukup mayyit, maka ukuplah dengan bilangan ganti (ganjilkanlah)” (HR. Ibnu Hibban, diriwayatkan juga oleh Ibnu Abi Syaibah)
Diriwayatkan juga bahwa sahabat Nabi SAW berwasiat jika beliau telah meninggalkan dunia, supaya kain kafannya di ukup.
عَنْ أَسْمَاءَ بِنْتِ أَبِي بَكْرٍ أَنَّهَا قَالَتْ لِأَهْلِهَا: «أَجْمِرُوا ثِيَابِي إِذَا مِتُّ، ثُمَّ حَنِّطُونِي، وَلَا تَذُرُّوا عَلَى كَفَنِي حِنَاطًا وَلَا تَتْبَعُونِي بِنَارٍ
“Dari Asma` binti Abu Bakar bahwa dia berkata kepada keluarganya; "Berilah uap kayu gaharu (ukuplah) pakaianku jika aku meninggal. Taburkanlah hanuth (pewangi mayat) pada tubuhku. Janganlah kalian tebarkan hanuth pada kafanku, dan janganlah mengiringiku dengan membawa api."
Riwayat shahih ini terdapat dalam Al-Muwaththa’ Imam Malik, As-Sunan Al-Kubra Imam Al-Baihaqi. Bahkan, ada juga riwayat tentang meng-ukup masjid:
جَنِّبُوا مَسَاجِدَكُمْ صِبْيَانَكُمْ، وَخُصُومَاتِكُمْ وَحُدُودَكُمْ وَشِرَاءَكُمْ وَبَيْعَكُمْ وَجَمِّرُوهَا يَوْمَ جَمْعِكُمْ، وَاجْعَلُوا عَلَى أَبْوَابِهَا مَطَاهِرَكُمْ
“Jauhkanlah masjid-masjid kalian dari anak-anak kecil kalian, dari pertikaian di antara kalian, pendarahan kalian dan jual beli kalian. Ukuplah masjid-masjid itu pada hari perhimpunan kamu dan jadikanlah pada pintu-pintunya itu alat-alat bersuci kalian. (HR. Imam Al-Thabrani, Ibnu Majah, Abdurrazaq dan Al-Baihaqi)
Imam Adz-Dzahabi rahimahullah pernah menyebutkan dalam kitabnya Siyar A’lam An-Nubala’ (5 /22 ) tentang biografi Nu’aim Bin Abdillah Al-Mujammar, sebagai berikut :
نعيم بن عبد الله المجمر المدني الفقيه ، مولى آل عمر بن الخطاب ، كان يبخر مسجد النبي صلى الله عليه وسلم
.
“Nu’aim Bin Abdillah Al-Mujammar, ahli Madinah, seorang faqih, Maula (bekas budak) keluarga Umar Bin Khattab. Ia membakar kemenyan untuk membuat harum Masjid Nabi SAW.
X-Steel - Wait