BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
salah
satu teknik analisis laporan keuangan adalah break even point, Sebetulnya
masih banyak teknik-teknik analisis laporan keuangan lainnya, seperti : Teknik
analisis perbandingan laporan keuangan, analisis trend, analisis common size,
dan lain-lain. Dalam artikel ini penulis memfokuskan untuk membahas teknik
break even point untuk
menganalisis target suatu penjualan agar dapat memaksimalkan penjualan dan
meminimalisir resiko.
Ukuran
yang sering dipakai menilai sukses tidaknya suatu manajemen perusahaan adalah
tercapainya target penjualan dalan arti laba yang maksimal. Untuk mencapai
penilaian tersebut di pengaruhi oleh tiga faktor, yaitu : biaya produksi, harga
jual, dan volume penjualan. Biaya akan menentukan harga jual, harga jual akan
mempengaruhi volume penjualan, volume penjualan akan mempengaruhi volume
produksi dan volume produksi akan mempengaruhi biaya.
Tujuan
dari suatu perusahaan adalah untuk memperoleh
laba yang maksimal agar kelangsungan hidup
perusahaan terus berjalan dari waktu ke
waktu, manajemen yang baik dan efisien
adalah manajemen yang dapat mengelola dan
mengambil keputusan yang berguna bagi kelangsungan hidup
perusahaan guna untuk mencapai tujuan tersebut. Salah satu fungsi manajemen
adalah sebagai alat dalam membantu perencanaan (planning).
Salah satu pendekatan yang digunakan manajemen Hal – 2
dalam perencanaan laba adalah analisis titik
impas (break even point).
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas,
yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Apa pengertian Break Event Point (BEP).
2.
Bagaimana Fungsi Analisis
BEP
3.
Apa saja Rumus BEP (Break Even
Point)
4.
Bagaiman contoh kasus
BEP
C.
Tujuan
1.
Mengetahui pengertian Break Event Point (BEP).
2.
Mengetahui Fungsi Analisis
BEP
3.
Mengetahui Rumus BEP (Break Even
Point)
4.
Mengetahui contoh kasus BEP
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Break Event Point (BEP)
Break Event Point (BEP) atau pulang
pokok (impas) adalah keadaan dimana penerimaan total dari hasil penjualan
produk hanya sama dengan biaya total yang dikeluarkan perusahaan sehingga
perusahaan tidak untung atau rugi. Secara Geometri BEP adalah perpotongan
antara kurva penerimaan total dengan
kurva
biaya total.
BEP dapat diartikan suatu keadaan
di mana dalam operasi perusahaan, perusahaan
tidak memperoleh laba dan tidak menderita
rugi (penghasilan yang dinilai menggunakan total
biaya). Tetapi analisa BEP tidak hanya
semata-mata untuk mengetahui keadaan perusahaan apakah
mencapai titik BEP, akan tetapi analisa BEP
mampu memberikan informasi kepada pinjaman perusahaan
mengenai berbagai tingkat volume penjualan, serta
hubungannya dengan kemungkinan memperoleh laba menurut
tingkat penjualan yang bersangkutan.
B. Fungsi
Analisis BEP
Rumus BEP/analisis
break even point (Analisis balik modal) digunakan untuk menentukan hal-hal
seperti:
- Jumlah penjualan minimum yang harus
dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Jumlah penjualan
minimum ini berarti juga jumlah produksi minimum yang harus dibuat.
- Jumlah penjualan yang harus dicapai
untuk memperoleh laba yang telah direncanakan atau dapat diartikan bahwa
tingkat produksi harus ditetapkan untuk memperoleh laba tersebut.
- Mengukur dan menjaga agar penjualan
dan tingkat produksi tidak lebih kecil dari BEP.
- Menganalisis perubahan harga jual,
harga pokok dan besarnya hasil penjualan atau tingkat produksi. Sehingga
analisis terhadap BEP merupakan suatu alat perencanaan penjualan dan
sekaligus perencanaan tingkat produksi, agar perusahaan secara minimal
tidak mengalami kerugian. Selanjutnya karena harus memperoleh keuntungan
berarti perusahaan harus berproduksi di atas BEP-nya (Prawirasentono : 1997).
C. Rumus BEP (Break Even Point)
Berikut beberapa model
rumus BEP yang dapat digunakan dalam analisis Break Even Point :
1) Pendekatan Matematis
Rumus BEP yang pertama adalah menghitung
break even point yang harus diketahui adalah
jumlah total biaya tetap, biaya variabel per unit
atau total variabel, hasil penjualan total atau
harga jual per unit. Rumus yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:
1. Break even point dalam unit.
Keterangan :
BEP : Break Even Point
FC : Fixed Cost
VC : Variabel Cost
P : Price per unit
S : Sales Volume
2. Break even point
dalam rupiah.
D. Contoh Kasus BEP
Diketahui PT. Gear Second memiliki usaha di bidang alat
perkakas martil dengan data sebagai berikut :
- Kapasitas produksi yang mampu dipakai
100.000 unit mesin martil.
- Harga jual persatuan diperkirakan Rp.
5000,- unit
- Total biaya tetap sebesar Rp.
150.000.000,- dan total biaya variabel sebesar Rp.250.000.000,-
Perincian masing-masing biaya adalah sebagai berikut :
- Fixed Cost
Overhead Pabrik
: Rp. 60.000.000,-
Biaya disribusi
: Rp. 65.000.000,-
Biaya administrasi :
Rp. 25.000.000,-
Total FC :
Rp.150.000.000,-
- Variable Cost
Biaya
bahan :
Rp. 70.000.000,-
Biaya tenaga kerja :
Rp. 85.000.000,-
Overhead pabrik
: Rp. 20.000.000,-
Biaya distribusi :
Rp. 45.000.000,-
Biaya administrasi :
Rp. 30.000.000,-
Total VC
:
Rp.250.000.000,-
Penyelesaian untuk
mendapatkan BEP dalam unit maupun rupiah.
Penyelesaian :
Kapasitas produksi
100.000 unit
Harga jual per unit
Rp. 5000,-
Total Penjualan 100.000
unit x Rp 5000,- = Rp. 500.000.000,-
Untuk mencari BEP dalam
unit adalah sebagai berikut :
Keterangan : Jadi
perusahaan harus menjual 60.000 Unit perkakas martil agar BEP.
Kemudian, mencari BEP
dalam rupiah adalah sebagai berikut :
Keterangan : Jadi
perusahaan harus mendapatkan omset sebesar Rp. 300.000.000,- agar terjadi BEP.
Untuk membuktikan kedua
hasil tersebut dengan :
BEP = Unit BEP x harga jual
unit
BEP = 60.000 unit x
Rp.5000 = Rp.300.000.000,-
2) Pendekatan Grafik
Kemudian rumus BEP yang kedua yaitu pendekatan
grafik menggambarkan hubungan antara volume
penjualan dengan biaya yang dikeluarkan
oleh perusahaan serta laba. Selain itu
juga untuk mengetahui biaya tetap dan
biaya variabel dan tingkat kerugian perusahaan.
Asumsi yang digunakan dalam analisis peulang
pokok ini adalah bahwa harga jual, biaya variabel per unit
adalah konstan.
Dari grafik di bawah terlihat bahwa untuk tiap-tiap
masing unit penjualan terdapat informasi yang lengkap setiap rupiah penjualan,
biaya tetap, biaya variabel, total biaya maupun laba atau rugi. Jadi manajemen
dapat melihat jika akan memproduksi sekian unit, akan terlihat seluruh komponen
di atas. BEP melalui grafik tampak jelas ditunjukkan baik dari segi unit maupun
rupiah yang diperoleh.
Pendekatan grafik dilakukan dengan menggambarkan
unsur-unsur biaya dan penghasilan kedalam sebuah gambar grafik. Dalam gambar
tersebut akan terlihat garis-garis biaya tetap, biaya total yang menggambarkan
jumlah biaya tetap dan biaya variabel, dan garis penghasilan penjualan.
Besarnya volume produksi/penjualan dalam unit digambarkan pada sumbu horizontal
(sumbu X) dan besarnya biaya dan penghasilan penjualan digambarkan pada sumbu
vertikal (sumbu Y).
Untuk menggambarkan garis biaya tetap dalam grafik break even point dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan
menggambarkan garis biaya tetap secara horizontal sejajar dengan sumbu X, atau
dengan menggambarkan garis biaya tetap sejajar dengan garis biaya variabel.
Pada cara yang kedua, besarnya contribution margin akan tampak pada gambar
break even point tersebut.
Penentuan break even point pada grafik, yaitu pada titik
dimana terjadi persilangan antara garis penghasilan penjualan dengan garis
biaya total. dan Apabila titik tersebut kita tarik garis lurus vertikal ke
bawah sampai sumbu X akan tampak besarnya break even point dalam unit. dan
Kalau titik itu ditarik garus lurus horizontal ke samping sampai sumbu Y, akan
tampak besarnya break even point dalam rupiah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Break even point
adalah titik dimana Entity/company/business dalam keadaan belum memperoleh
keuntungan, tetapi juga sudah tidak merugi. Break Even point atau BEP dapat
diartikan suatu analisis untuk menentukan dan mencari jumlah barang atau jasa
yang harus dijual kepada konsumen pada harga tertentu untuk menutupi
biaya-biaya yang timbul serta mendapatkan keuntungan / profit.
DAFTAR PUSTAKA
Carter, William 2009. Akuntansi Biaya. Edisi 14.
Dialihbahasakan oleh Krista. Jakarta: Salemba Empat.
2000. Manajemen Keuangan: Teori, Konsep dan Aplikasi. Penerbit EKONISIA,
Yogyakarta.
Kuswadi 2005, Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta.
Mulyadi 2001, Akuntansi Manajemen, EdisiKetiga, Salemba Empat,
Jakarta.
1986. Analisa Laporan Keuangan, Yogyakarta.
1990. Akuntansi Biaya dan Analisis Laporan
Keuangan, Andi Offset.
Hansen 2006, Akuntansi Manajemen, Buku Kesatu, Salemba Empat,
Jakarta.
Kuswadi 2005, Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta.
Matzh, Adolph 1997, Akuntansi Biaya, Jilid Kedua, PT Erlangga,
Jakarta.
Milton, F 1996, Akuntansi Biaya, Jilid Kesatu, PT
Erlangga, Jakarta.
0 Response to "MAKALAH ANALISIS PULANG POKOK (BEP) BREAK EVENT POINT"
Post a Comment