Habibana Munzir bin Fuad Almusawa Alaihi Rahmatullah:
Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, ketika Imam Masjid Quba setiap kali sholat ia selalu membaca surat Al Ikhlas, setiap sholat ia selalu membaca surat Al Fatihah, Al Ikhlas, baru surat lainnya. Al Ikhlas mesti ada pada setiap rakaatnya maka makmumnya protes kenapa setiap mengimami Al Ikhlas selalu dibaca baru surat lain?
maka Imam berkata: “kalau kalian tidak ingin aku jadi imam aku pergi, kalau tidak orang lain yang jadi imam aku yang do’a”, maka para makmumnya cinta kepada imam ini, namun sebagian mengadukan pada Rasul Saw.
“Ya Rasulullah ini bikin ajaran baru”, “apa?”, “setiap baca fatihah ia baca surat Al Ikhlas baru surat lain, kenapa Al Ikhlas yang ia dahulukan dibaca terus, beda apa Al Ikhlas dengan surat lain, kenapa harus Al Ikhlas terus baru surat lainnya yang dibaca”.
Dipanggil oleh Rasul Saw “kenapa kau membaca surat Al Ikhlas setiap setelah fatihah baru membaca surat lain?”, ia berkata “inniy uhibbuhaa” 'nggak ada jawaban apa – apa ya Rasulullah, aku ciinta dengan surat Al Ikhlas' aku tidak mau pisah dengan kalimat
قُلْ هُوَالله أَحَدٌ
Maka Rasul Saw berkata “hubbuka iyyahaa adkhalakal jannah” "cintanya kepada surat al ikhlas membuatnya masuk ke dalam surga-Nya Allah".
Al-Imam Ibn Hajar Al-Atsqalani didalam Fathul Baari bi syarah Shahih Bukhari memaknakan hadits ini menjadi dalil bahwa tidak merupakan hal yang salah bila seseorang memilih salah satu surat yang ia cintai untuk diamalkan. --- Misalnya setiap malam jum’at membaca surat yaasin atau malam nisfu sya’ban membaca yaasiin, kenapa surat yaasin?
Orang dari dulu baca yaasin kenapa harus surat lain, ia berkata “terserah orang mau baca surat ini surat itu, ia khususkan surat itu, ia cintai surat itu” maka hal itu tidak bisa mengatakan membeda – bedakan kalamullah Swt, tidak bisa demikian dikatakan oleh Imam Ibn Hajar Al Atsqalani.
Sebab kalau seandainya itu dianggap membeda – bedakan alqur’an pasti imam masjid quba sudah dilarang oleh Rasulullah Saw maka Rasul mengatakan “hubbuka iyyahaa adkhalakal jannah” 'cintamu pada surat itu akan membuatmu masuk ke dalam surga'.
Demikian mencintai atau membaca salah satu surat tertentu di waktu tertentu tidak bisa dilarang atau dikatakan bid’ah, justru hal itu sudah diperbolehkan oleh Sayyidina Muhammad Saw
0 Response to "Terlarang Kah Umat Islam Yang Mengkhususkan Surah Al-Quran? "
Post a Comment