Latest Updates

imam Abu Hanifah.



BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Imam Mazhab yang empat adalah Imam-imam para fakih yang termasyhur, mereka adalah pendiri mazhab-mazhab fiqih yang tersebar luas di belahan dunia serta terkenal ditengah-tengah bangsa manusia. Mereka memperoleh kedudukan yang hebat itu adalah sebab jerih payah yang luar biasa yang telah mereka lakukan, dan karena warisan fiqih yang mereka wariskan yang akan selalu menjadi kebanggaan Umat Islam. Semenjak terbitnya cahaya Islam hingga Keempat Imam ini menerima warisan-warisan Tasyri’ (penetapan  hukum), Istinbbath (penyimpulan hukum), dan fiqih dari para pendahulunya, lalu mereka memelihara dan mengembangkannya serta menybarluaskan manfaatnya ketengah-tengah manusia khususnya Umat Islam. Para Imam Mazhab seperti , Imam Abu Hanifah An-Nu’mam, Imam Malik bin Anas, Imam Muhammmad bin Idris As-Syafi’I, dan Imam Ahmad bin Hambal.
Untuk memperdalam mengenai imam mazdhab tersebut yang salah satunya yaitu imam Abu Hanifah An-Nu’mam. Oleh karena itu, maka dalam makalah ini akan dibahas mengenai beberapa hal mengenai imam tersebut.

B.   Rumusan Masalah
            Rumusan masalah yang penulis ambil untuk makalah ini antara lain:
1.            Bagaimana profil dari imam Abu Hanifah.
2.            Dimana Belajar Agama Abu Hanifah.
3.            Apa dasar-dasar yang di jadikan acuan imam Abu Hanifah dalam menentukan hukum.
4.            Kapan Wafatnya Imam Abu Hanifah




BAB II
IMAM ABU HANIFAH
(MADZHAB HANAFI)

A. Profil Imam Abu Hanifah (Madzhab Hanafi)
              Pendiri mazhab Hanafi ialah : Nu’man bin Tsabit bin Zautha. Seorang keturunan bangsa Ajam dari Persia. Dilahirkan pada masa sahabat, yaitu pada tahun 80 H = 699 M. Beliau wafat pada tahun 150 H bertepatan dengan lahirnya Imam Syafi’i R.A. Beliau lebih dikenal dengan sebutan : Abu Hanifah An Nu’man.Abu Hanifah adalah seorang mujtahid yang ahli ibadah. Kata "Hanif" dalam bahasa Arab berarti "cenderung" pada agama yang benar. Menurut riwayat lain dijelaskan bahwa gelar "Abu Hanifah" itu beliau peroleh karena sedemikian eratnya dengan tinta. Kata "Hanifah" itu menurut lughat Irak artinya "dawat" atau "tinta".
Abu Hanifah memiliki ilmu yang luas dalam semua kajian Islam hingga ia merupakan seorang mujtahid besar (imamul a"zdam ) sepanjang masa. Meskipun demikian ia hidup sebagaimana layaknya dengan melakukan usaha berdagang dalam rangka menghidupi keluarga. Dengan prinsip berdiri di atas kemampuan sendiri, ia prihatin juga terhadap kepentingan kaum muslimin , terutama bagi mereka yang berhajat akhlak yang mulia yang dimilikinya mampu mengendalikan hawa nafsu, tidak goyah oleh imbauan jabatan dan kebesaran duniawi dan selalu sabar dalam mengahadapi berbagai cobaan. Meskipun ia berdagang ia hidup sebagai kehidupan sufi dengan zuhud, wara, dan taat ibadah. Kalau kita hayati kehidupannya maka akan tampak kepada kita bahwa Abu Hanifah hidup dengan ilmu dan bimbingan umat dengan penuh kreatif, hidup dengan kemampuan sendiri tidak memberatkan orang lain. Disamping menjalankan usaha dagangnya. ia juga hidup dengan ibadah yang intensif siang dan malam.

B.   Belajar Agama
Sejak kecil, Abu Hanifah telah mampu menghafal Alquran. Di masa remaja, Imam Abu Hanifah Nu’man bin Tsabit mulai menekuni belajar agama dari ulama-ulama terkemuka di Kota Kufah. Ia sempat berjumpa dengan sembilan atau sepuluh orang sahabat Nabi semisal Anas bin Malik, Sahl bin Sa’d, Jabir bin Abdullah, dan lain-lain.[1]
Saat berusia 16 tahun, Abu Hanifah pergi dari Kufah menuju Mekah untuk menunaikan ibadah haji dan berziarah ke kota Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, Madinah al-Munawwaroh. Dalam perjalanan ini, ia berguru kepada tokoh tabi’in, Atha bin Abi Rabah, yang merupakan ulama terbaik di kota Mekah.
Jumlah guru Imam Abu Hanifah adalah sebanyak 4000 orang guru. Di antaranya 7 orang dari sahabat Nabi, 93 orang dari kalangan tabi’in, dan sisanya dari kalangan tabi’ at-tabi’in. Jumlah guru yang demikian banyak tidaklah membuat kita heran karena beliau banyak menempuh perjalanan dan berkunjung ke berbagai kota demi memperoleh ilmu agama. Beliau menunaikan haji sebanyak 55 kali, pada musim haji para ulama berkumpul di Masjidil Haram menunaikan haji atau untuk berdakwah kepada kaum muslimin yang datang dari berbagai penjuru negeri.

C. Dasar-Dasar Istinbath Mazhab Imam Abu Hanifah
Mazhab abu Hanifah adalah gambaran yang hidup dan jelas bagi relevansi  Hukum Islam dengan tuntutan masyarakat, beliau mendasarkan hukumnya pada :
a.       Al-Qur’an: Alqur’an merupakan sumber pokok hukum islam sampai akhir zaman.
b.      Hadits:  Hadits merupakan penjelas dari pada Al-Qur’an yang asih bersifat umum.
c.       Aqwalus shahabah (Ucapan Para Sahabat): ucapan para sahbat menurut Imam hanafi itu sangat penting karena menurut beliau para sahabat meupakan pembawa ajaran rasul setelah generasinya.
d.      Qiyas: beliau akan menggunakan Qiyas apa bila tidak ditemukan dalam Nash Al-Qur’an, Hadits, maupun Aqwalus shahabah. Istihsan: merupakan kelanjutan dari Qiyas. Epnggunaan Ar-Ra’yu lebih menonjol lagi,istihsan menurut bahasa adalah “menganggap lebih baik”, menurut  ulama Ushul Fiqh Istihsan adalah meninggalkan ketentuan Qiyas yang jelas Illatnya untuk mengamalkan Qiyas yang bersifat samar.
e.       Urf, beliaua mengambil yang sudah diyakini dan dipercayai dan lari dalam kebutuhan srta memeperhatikan muamalh manusia dan apa yang mendatangkan maslahat bagi mereka. Beliau menggunakan segala urusan (bila tidak ditemukan dalam Al-Qur’an ,As-Sunnah dan Ijma’ atau Qiyas ), beliau akan menggunakan Istihsan, jika tidak bisa digunakan dengan istihsan maka beliau kembalikan kepada Urf manusia.
Selain itu, dasar dasar ilmu hukum tersebut ada pula berapa pendirian terhadap taqlik yaitu Sebagai seorang ulama, beliau tidak membenarkan seorang bertaklid buta (tidak mengetahui dasar/dalil yang digunakan). Begitu juga kepada para Ulama beliau menginginkan seorang bersikap kritis dalam menerima fatwa dalam ajaran agama. Bahakan beliau pernah berkata “Tidak Halal bagi seorang yang ating fatwa dengan perkataanku, selam ia belum mengerti dari mana perkataanku”.
Dalam mengistinbathkan hukum, beliau melihat terlebih dahulu kepada kitabullah, bila tifdak ditemukan dilanjutkan kepada sunnah jika tidak ditemukan pula dalam sunnah beliau melihat kepada perkataan para sahabat, lalu beliau menggunakan jalan pikiran untuk mengambil pendapat mana yang sesuai dengan jala pikiran dan ditiggal mana yang tidak sesuai.

D.  Wafatnya Imam Abu Hanifah
Imam Abu Hanifah wafat di Kota Baghdad pada tahun 150 H/767 M. Imam Ibnu Katsir mengatakan, “6 kelompok besar Penduduk Baghdad menyolatkan jenazah beliau secara bergantian. Hal itu dikarenakan banyaknya orang yang hendak menyolatkan jenazah beliau.”[2]
Di masa Turki Utsmani, sebuah masjid di Baghdad yang dirancang oleh Mimar Sinan didedikasikan untuk beliau. Masjid tersebut dinamai Masjid Imam Abu Hanifah.
Sepeninggal beliau, madzhab fikihnya tidak redup dan terus dipakai oleh umat Islam, bahkan menjadi madzhab resmi beberapa kerajaan Islam seperti Daulah Abbasiyah, Mughal, dan Turki Utsmani. Saat ini madzhab beliau banyak dipakai di daerah Turki, Suriah, Irak, Balkan, Mesir, dan India.























                                                      
BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
            Dari makalah ini ada beberapa hal yang saya simpulkan antara lainialah:
1.      Pendiri mazhab Hanafi ialah : Nu’man bin Tsabit bin Zautha. Seorang keturunan bangsa Ajam dari Persia dan ia adalah seorang mujtahid yang ahli ibadah.
2.      Sejak kecil, Abu Hanifah telah mampu menghafal Alquran. Di masa remaja, Imam Abu Hanifah Nu’man bin Tsabit mulai menekuni belajar agama dari ulama-ulama terkemuka di Kota Kufah. Ia sempat berjumpa dengan sembilan atau sepuluh orang sahabat Nabi semisal Anas bin Malik, Sahl bin Sa’d, Jabir bin Abdullah, dan lain-lain.
3.      Hukum Islam dengan tuntutan masyarakat, beliau mendasarkan hukumnya pada Al-Qur’an, Hadits, Aqwalus shahabah, Qiyas, Urf.
4.      Imam Abu Hanifah wafat di Kota Baghdad pada tahun 150 H/767 M. Imam Ibnu Katsir mengatakan, “6 kelompok besar Penduduk Baghdad menyolatkan jenazah beliau secara bergantian.

B.  Saran
              Selaku umat islam tentunya alangkah lebih baiknya jika kita mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan agama islam tersebut, salah satunya ialah mempelajari mazdhab hanafi.






DAFTAR PUSTAKA

http://tgkboy.blogspot.com/2013/03/biografi-singkat-imam-hanafi-imam-mazhab.html


[1] http://tgkboy.blogspot.com/2013/03/biografi-singkat-imam-hanafi-imam-mazhab.html
[2] http://kisahmuslim.com/biografi-imam-abu-hanifah/

0 Response to " imam Abu Hanifah."

Post a Comment

X-Steel - Wait