Latest Updates

Hadits Kesehatan



BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang Masalah
Kesehatan merupakan sesuatu yang berharga dalam kehidupan. Dalam hidup ini kita tidak bisa lepas dari yang namanya arti kesehatan.  Karena pada dasarnya manusia itu sendiri terdiri dari unsur jasmani (jasad) dan rohani. Jasad maupun rohani mempunyai hak yang harus dipenuhi oleh setiap pemiliknya. Hak badan atau jasad yang harus dipenuhi diantaranya yaitu diistirahatkan apabila lelah dan dibersihkan apabila kotor. Sunnah .
Hal ini menunjukkan bahwa kesehatan merupakan asas terpenting dalam hidup ini. Oleh karena itu agama Islam telah mengajarkan kepada kita bagaimana cara menjaga kesehatan lewat hadis-hadis Rasulullah. Sebenarnya bagaimana Islam mengajarkan kesehatan? Maka dalam makalah ini selanjutnya akan dibahas mengenai urgensi kesehatan bagi manusia.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian kesehatan ?
2.      Bagaimanakah hadits tentang mukmin yang kuat lebih baik daripada mukmin yang lemah?
3.      Apa penjelasan dari hadits tentang lima macam fitrah manusia ?
4.      Apa penjelasan hadits tentang perintah bersiwak/bersikat gigi ?
5.      Apa penjelasan hadits tentang tatkala terjadi wabah di suatu tempat ?









BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian kesehatan
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial, yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.[1] Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan perawatan termasuk kehamilan dan persalinan.  Pendidikan kesehatan adalah proses membantu sesorang, dengan bertindak secara sendiri-sendiri ataupun secara kolektif.

B.     Hadits tentang mukmin yang kuat lebih baik daripada mukmin yang lemah
عَنْ أَبِى هُرَيْرَ ةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اَلْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ اِلَى اللهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيْفِ وَفِى كُلِّ خَيْرٌ  احْرِصْ عَلَى مَايَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَلَا تَعْجَزْ وَإِنْ اَصَابَكَ شَيْئٌ  فَلَاتَقُلْ لَوْ أَنِّى، فَعَلْتُ كَانَ كَذَاوَكَذَا وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَإِنَّ  لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ (اخرجه مسلم فى كتاب القدر)
 Artinya: Dari abi Hurairah ia berkata, kata Rasulullah: seorang mu'min yang kuat lebih baik dan lebih disukai Allah daripada seorang mu'min yang lemah dalam hal kebaikan. Peliharalah apa-apa yang menguntungkan kamu dan mohonlah pertolongan allah dan jangan lemah semangat ( patah hati ) jika ditimpa suatu musibah janganlah berkata "oh "andai kata tadinya aku melakukan itu tentu berakibat begini dan begitu". Tetapi katakanlah "ini takdir Allah dan apa yang dikehendakinya pasti dikerjakannya". Ketahuilah bahwa sesungguhnya ucapan "andai kata" dan "jikalau"  itu membuka peluang bagi setan." ( Dikeluarkan muslim dalam kitab Qadar)[2]          

Dari penjelasan hadist diatas kita bisa mengambil suatu pelajaran bahwa sebenarnya Islam sangat memperhatikan sekali masalah kesehatan, mulai dari hal-hal yang kecil sampai pada hal-hal yang besar pun telah diatur oleh Islam. Namun dalam kehidupan sehari-hari sepertinya kita belum bisa menerapkan teori-teori kesehatan yang diajarkan oleh Rasulullah. Maka jangan heran apabila dalam kehidupan yang penuh kemajuan sekarang  ini begitu banyak macam penyakit yang muncul dan menyerang manusia. Kalau saja kita bisa memahami dan dapat mengaplikasikan ajaran-ajaran Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari maka hidup kita akan menjadi selaras, serasi dan seimbang, penuh dengan kebahagiaan. Dengan demikian kitapun bisa beribadah dengan sempurna.
Rasulullah menganjurkan agar kita menjadi seorang mu'min yang kuat dan sehat, karena orang yang sehat dan kuat disukai oleh Allah daripada yang lemah. Manusia dianjurkan untuk berkhitan, memotong rambut dibawah perut, mencukur kumis, memotong kuku dan mencabut bulu ketiak agar menjadi sehat. Selain itu kita juga dianjurkan untuk menjaga kesegaran mulut dengan cara bersiwak.
Dari hadist tersebut dapat diambil pelajaran bahwa seorang mu'min dianjurkan untuk selalu menjaga dirinya agar selalu kuat dan sehat serta bisa menjaga hal-hal yang bisa menimbulkan suatu persoalan (penyakit) terhadap tubuh. Dimana kita ketahui bersama bahwa lingkungan yang kita tempati tidak lepas dari bakteri dan kuman.

C.    Hadits tentang lima macam fitrah manusia
عَنْ أَبِى هُرَيْرَ ةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ سَمِعْتُ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ اَلْفِطْرَةُ خَمْسٌ اَلْخِتَانُ وَالْاِسْتِحْدَادُ وَقَصُّ الشَّارِبِ وَتَقْلِيْمُ الْاَظْفَارِ وَنَتْفُ الْاَبَاطِ (اخرجه البخارى فى كتاب اللباس)
Artinya: "Dari Abu Hurairah ra, saya mendengar Nabi SAW. Bersabda: "Fitrah itu ada lima, khitan, memotong rambut di bawah perut, mencukur kumis, memotong kuku dan mencabut bulu ketiak".[3]

Nabi menerangkan, bahwa urusan-urusan yang berdasarkan fitrah manusia itu

 ada lima hal. Beberapa ulama berbeda pendapat tentang makna fitrah:[4]
1.        Abu Sulaiman Al-Khathaby berkata: “Kebanyakan ulama berpendapat, bahwa yang dimaksud dengan fitrah ialah sunnah.” Begitu juga diterangkan oleh segolongan ulama. Mereka berkata: “Makna lima hal dari fitrah ialah lima hal dari sunnah-sunnah Nabi.”
2.        Ibnu Daqiqil berkata: “Berkatalah Abu Abdullah Muhammad ibn Ja’far At Tamimy yang terkenal dengan nama Al Qazzaz dalam kitab tafsir Gharib Shahih Al-Bukhary, fitrah dalam bahasa Arab dipakai dalam beberapa arti:
3.        Menciptakan, seperti dalam perkataan “fatharallahul khalqa fithratan = Allah menciptakan makhluk-Nya.”
4.        Tabiat asal kejadian manusia, Nabi saw bersabda: “kullu mauludin yuladu ‘alal fithrati = setiap anak yang dilahirkan, dilahirkan atas fitrah (tabiat yang suci).”
5.        Zakatul fithri.
Berikut ini adalah penjelasan dari lima macam fitrah yang ada dalam hadits diatas:[5]
1.    Khitan yaitu memotong kulup yang menutupi hasyfah zakar dari orang laki-laki dan memotong sebagian kulit yang terletak di atas kemaluan perempuan yang keadaannya seperti lembing ayam jantan. Khitan orang laki-laki dinamakan i’dzal sedangkan  khitan orang perempuan dinamakan khafadh.
2.    Istihdad yaitu  mencukur bulu-bulu yang tumbuh di atas zakar (penis) orang laki-laki dan sekitarnya, demikian pula bulu yang tumbuh di sekitar kemaluan perempuan.
3.    Mencabut bulu ketiak. Mengenai hal ini, para ulama sepakat untuk menyunnatkannya. Yang utama, bulu ketiak itu dicabut (kalau dapat menahan sakit). dan di sunnahkan pula supaya memulainya dengan ketiak kanan.
4.    Mengerat/memotong kuku adalah suatu sunnah, bukan wajib dan disunnahkan pula supaya memulainya dengan mengerat kuku-kuku tangan terlebih dahulu  sebelum kuku-kuku kaki. Maka yang mula-mula dikerat ialah kuku telunjuk tangan kanan, jari tengah, jari manis, kelingking kemudian ibu jari. Tangan kiri, dimulai dengan mengerat kuku kelingking, jari manis, jari tengah, telunjuk dan sesudahnya ibu jari. Mengenai kuku-kuku kaki, maka dimulai dengan kelingking kaki kanan terus sampai ke kelingking kaki kiri.
5.    Menggunting misai (kumis). Mengenai hal ini, para ulama sepakat untuk menyunnatkannya juga. Dan orang yang hendak menggunting misainya, boleh menggunting sendiri dan boleh menyuruh orang lain mengguntingnya. Batas yang digunting itu, ialah hingga kelihatan pinggir bibir.

D.    Hadits tentang perintah bersikat gigi
عَنْ أَبِى أُمَامَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ تَسَوَّكُوْا فَإِنَّ السِّوَاكَ مَطْهَرَةٌ لِلْفَمِ مَرْضَاةٌ لِلرَّبِّ مَا جَاءَنِى جِبْرِيْلُ إِلا أَوْصَانِي بِالسِّوَاكِ حَتَّى لَقَدْ خَشِيْتُ أَنْ يُفْرَضَ عَلَيَّ وَعَلَى أُمَّتِى وَلَوْلَا أَنِّى أَخَافُ أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِى لَفَرَضْتُهُ لَهُمْ (أخرجه ابن ماجه فى كتاب الطهارة وسننها) وفى رواية لدارمى عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَوْلَا أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِى لَاَمَرْتَهُمْ بِالسِّوَاكِ عِنْدَ كُلِّ صَلَاةٍ (اخرجه الدارمي فى كتابه الطهارة)
Artinya: " Dari Abi Umamah bahwa Rasulullah SAW bersabda " bersiwaklah kamu sesungguhnya hal itu dapat membersihkan mulut dan menyebabkan di ridho Allah. Tidak pernah Jibril datang ke padaku kecuali dia menyuruhku bersiwak sampai-sampai aku takut diwajibkan atasku  dan umatku, dan jika aku tidak takut akan memberatkan umatku. Maka diwajibkan atas  mereka "(Dikeluarkan oleh ibnu Majah dalam kitab Thoharoh dan sunnahnya). Dan dalam riwayat Dairomi dari Abu Hurairah bahwasanya rasulullah bersabda "jika aku tidak takut akan memberatkan umatku pasti aku perintahkan mereka untuk bersiwak setiap hendak sholat.(Dikeluarkan Dairomi dalam kitab thoharoh)[6]

Sesungguhnya siwak membuat mulut bersih dan membuat Allah ridho. Penelitian laboratorium atas batang pohon ara (siwak) membuktikan bahwa ia mengandung sejumlah komposisi kimia yang dapat menjaga gigi dari gangguan kerapuhan dan kebusukan, dan merawat gusi dari peradangan, misalnya asam acrid. Juga komposisi kimia lainnya seperti minyak lada (mustard) dan gula anggur yang mempunyai aroma menyengat dan rasa menggigit. Dua komposisi kimia ini memiliki kemampuan luar biasa untuk membinasakan kuman-kuman mulut. Komposisi kimia lain yang terkandung dalam batang ara (siwak) adalah zat volatile, zat gula getah, mineral, bulu-bulu alamiah dari serat-serat nabati yang mengandung karbonat sodium yang merupakan zat yang biasa digunakan untuk membuat pasta gigi.[7]
Salah satu petunjuk Nabi Muhammad SAW. dalam konteks ini adalah imbauan menggunakan siwak untuk setiap kali hendah sholat ( lima kali dalam sehari ). Siwak adalah batang semak (pohon kecil) yang biasa dikenakan dengan istilah “ara”. Namun siwak juga dapat dibuat dari batang kayu dari pohon-pohon kecil seperti kayu zaitun liar atau pohon sambur. Siwak yang paling baik kualitasnya adalah siwak yang dibuat dari akar-akar pohon ara. Sedangkan siwak yang dibuat dari cabang-cabang pohon ara kualitasnya lebih rendah.
Siwak utamanya dilakukan pada saat :
a.         Akan melaksanakan ibadah shalat
b.        Waktu wudhu
c.         Akan membaca al-Qur’an
d.        Bangun tidur
e.         Berubah bau mulut (karena tidak makan dan minum, makan makanan yang berbau, lama tidak berbicara dan banyak berbicara).[8]

E.     Tatkala Terjadi Wabah Di Suatu Tempat
Tentang Penyakit
Hadits12 - باب: ما يكره من الاحتيال في الفرار من الطاعون.
حدثنا عبد الله بن مسلمة، عن مالك، عن ابن شهاب، عن عبد الله بن عامر ابن ربيعة:
أن عمر بن الخطاب رضي الله عنه خرج إلى الشأم، فلما جاء سرغ، بلغه أن الوباء وقع بالشأم، فأخبره عبد الرحم بن عوف: أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: (إذا سمعتم به بأرض فلا تقدموا عليه، وإذا وقع بأرض وأنتم بها فلا تخرجوا فراراً منه). صحيح البخارى
Dari Abdullah bin 'Amir r.a., Umar melakukan perjalanan ke Syam. Setelah ia sampai di Sargh, datang berita bahwa di Syam sedang berjangkit penyakit menular. Lalu 'Abdurrahman bin 'Auf menceritakan kepadanya bahwa Rasulullah Saw berkata: "Kalau kamu mendengar penyakit menular berjangkit di suatu negeri, janganlah kamu pergi ke sana. Tetapi kalau penyakit itu berjangkit di negeri di mana kamu berada, janganlah kamu ke luar padanya melarikan diri.

حدثني إسحق بن إبراهيم الحنظلي: أخبرنا النضر: حدثنا داود بن أبي الفرات، عن عبد الله بن بريدة، عن يحيى بن يعمر: أن عائشة رضي الله عنها أخبرته: أنها سألت رسول الله صلى الله عليه وسلم عن الطاعون، فقال: (كان عذاباً يبعثه الله على من يشاءُ، فجعله الله رحمةً للمؤمنين، ما من عبدٍ يكون في بلدٍ يكون فيه، ويمكثُ فيه لا يخرج من البلد، صابراً محتسباً، يعلمُ أنه لا يصيبه إلا ما كتب الله له، إلا كان له مثل أجر شهيد).(صحيح البخارى, في الباب قدر(
Dari 'Aisyah, isteri Nabi Saw ia menceritakan bahwa ia pernah bertanya kepada Rasulullah Saw tentang wabah kolera. Nabi Saw mengabarkan kepadanya bahwa penyakit itu adalah siksaan yang dijatuhkan Tuhan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Tetapi Tuhan menjadikannya rahmat bagi orang-orang yang beriman. Setiap hamba Tuhan yang menderita wabah itu dan tetap tinggal di negerinya dengan sabar, karena ia mengetahui bahwa yang menimpanya hanyalah apa yang telah ditakdirkan Tuhan saja, maka pahala yang diterimanya sama dengan pahala orang mati syahid."
حدَّثنا عبدُ اللهِ حدثني أبي حدثنا علي بن عبدِ اللهِ حدثنا سفيانَ قال حدثني عبدُ ربِّه بن سعيد عن عمرة عن عائشةَ أنَّ النبي صلى الله عليه وسلَّمَ كان يقول في المريضِ: بسم اللهِ بتُرْبًةِ أرضنا بريقَةِ بعضنا ليُشفَى سقيمنا بإذن ربنا. ( مسند احمد بن حنبل, مسند السيدة عائشة رضي الله عنها(
Dari 'Aisyah ra., Rasulullah Saw berdo'a untuk orang sakit. Dengan nama Allah. Tanah bumi kami, dengan ludah sebagian kami, sembuhkanlah penyakit kami, dengan izin Tuhan kami!"
Dan berkata سيد أبى بكر شطا :
وعلى مقتولٍ ظلماً وغريقٍ وحريقٍ ومبطونٍ أي منْ قتلَه بَطْنُهُ كاستسقاء اواسهالٍ فهم الشهداءُ بالاخرة فقط
Kata syahid juga untuk orang terbunuh akibat penganiayaan, orang mati tenggelam, terbakar, dan orang mati akibat penyakit perut seperti: muntah-muntah atau urus-urus (mencret) maka mereka itu syahid akhirat saja (mendapat pahala syahid) اعانة الطاليبن hlm 137, jld 2. cet : طه فوترا سمارغ
Dari keterangan ini kita dapat mengambil I’tibar orang yang mendapat kan Pahala syahid (syahid akhirat) bukan orang yang diserang penyakit kolera saja, tetapi juga orang yang mati karna dianiaya, terbakar, tenggelam, dan sebab penyakit perut.




















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan   
Demikian makalah yang dapat kami sampaikan, semoga dapat menambah ilmu dan bermanfaat bagi kita semua. Segala kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. sehingga kami sebagai manusia biasa yang banyak kekurangan mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak, guna memperbaiki makalah kami yang selanjutnya.
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:
 A. Kesehatan merupakan sesuatu yang berharga dalam kehidupan. Dalam hidup ini kita tidak bisa lepas dari yang namanya arti kesehatan.  Karena pada dasarnya manusia itu sendiri terdiri dari unsur jasmani (jasad) dan rohani.
B.       Rasulullah menganjurkan agar kita menjadi seorang mu'min yang kuat dan sehat, karena orang yang sehat dan kuat disukai oleh Allah daripada yang lemah. Manusia dianjurkan untuk berkhitan, memotong rambut dibawah perut, menkcukur kumis, memotong kuku dan mencabut bulu ketiak agar menjadi sehat. Selain itu kita juga dianjurkan untuk menjaga kesegaran mulut dengan cara bersiwak.
C.       Adapun fitrah manusia itu meliputi :
1.      Khitan
2.      Istihdad.
3.      Mencabut bulu ketiak.
4.      Mengerat kuku adalah suatu sunnah.
5.      Menggunting misai (kumis).
D.      Sesungguhnya siwak membut mulut bersih dan membuat Allah ridho. Penelitian laboratorium atas batang pohon ara (siwak) membuktikan bahwa ia mengandung sejumlah komposisi kimia yang dapat menjaga gigi dari gangguan kerapuhan dan kebusukan, dan merawat gusi dari peradangan, misalnya asam acrid.


DAFTAR KEPUSTAKAAN

Al-Hafidz, Ahsin W, Fiqih Kesehatan, Jakarta : Amzah, 2007.
Al-Asqalani, Ibnu Hajar. Terjemah Lengkap Bulughul Maram, Jakarta: Media Eka Sarana,2009.
An-Najjar, Zaghlul, Sains dalam Hadits, Jakarta : Sinar Gafika Offset, 2011.
--------, Sains dalam Sunnah (Buku 1 ), Jakarta : Amzah 2006.
Ash-Shiddieqy, Tengku Muhammad Hasbi, Mutiara Hadits 2 Thaharah & Shalat,   (Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 2005)
Sunarto, Ahmad, dkk, Tarjamah Shahih Bukhari, Semarang: CV As Syifa’,1993.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kesehatan, diunduh hari rabu, 11April 2012. Jam 09.50 am.





 











[1]http://id.wikipedia.org/wiki/Kesehatan , diunduh : rabu, 11April 2012. Jam 09.50 am

                [2]Ibnu Hajar Al-Asqalani, Terjemah Lengkap Bulughul Maram, (Jakarta: Media Eka Sarana,2009) hlm. 698.
[3]Achmad Sunarto, dkk, Tarjamah Shahih Bukhari, (Semarang: CV As Syifa’,1993) hlm.608
[4] Tengku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Mutiara Hadits 2 Thaharah & Shalat, (Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 2005) hlm. 42

                [5]Tengku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Mutiara, hlm.42-46.
                [6]Tengku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Mutiara, hlm.37.
[7]Zaghlul An-Najjar,Pembuktian Sains Dalam Sunah(Buku 1),Hlm.163.
[8]Teungku Muhammad Hasbi ash Shiddieqy, Mutiara, halm. 39.

0 Response to "Hadits Kesehatan"

Post a Comment

X-Steel - Wait