Latest Updates
Showing posts with label Kalam Hikmah. Show all posts
Showing posts with label Kalam Hikmah. Show all posts

Percakapan Hatim Al-Asham dengan Guru-nya


Hatim Al-Asham (W: 237H). Ulama yang rela nama-nya dinisbatkan dengan sebutan “Asham/Tuna rungu” lantaran pura-pura tuli demi menutupi rasa malu perempuan yang kentut didepan-nya.
Demikian jika Alah SWT menjadikan kebaikan seseorang, bukan malah sebaliknya justru kesalahan atau keburukan orang lain yang tak tampak malah diperlihatkan, disebarkan ke tetangga, atau teman. 
Dikisahkan suatu saat Syaqiq Al-Balkhi bertanya kepada muridnya, Hatim Al-Asham,
“Sejak sejak kapan engkau belajar bersamaku?”, tanya Syaqiq,
“Sejak tiga puluh tahun guruku”, jawab Hatim.
“Apakah yang engkau pelajari selama itu, wahai Hatim?”, tanya Syaqiq
“Delapan hal guruku”, jawab Hatim.
“Innalillah wa inna ilaihi raji’un, terbuang percuma sajalah umurku bersamamu”, Syaqiq pun kecewa.
“Guruku, aku tidak pelajari yang lain dan aku tidak ingin berdusta”, jawab Hatim,
“Uraikanlah kedelapan hal itu Hatim”, pinta Syaqiq

Kemudian Hatim Al-Asham pun menjelaskannya :
Pertama, :
Ketika aku memandangi makhluk yang ada di dunia ini, aku melihat masing-masing mempunyai kekasih, dan ia ingin selalu bersama kekasihnya bahkan hingga ke dalam kuburnya.
Ketika kekasihnya telah ke kubur, ia merasa kecewa karena ia tidak dapat lagi bersamanya masuk ke dalam kubur dan berpisah dengannya.

Maka dari itu, aku ingin menjadikan perbuatan baik sebagai kekasihku, sebab jika aku masuk kubur, maka ia pun akan ikut bersamaku
“Benar sekali Hatim!”, ujar Syaqiq, “Apa yang kedua?”
Kedua, :
Ketika ada firman Allah Swt,-
“Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhan-nya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsu-nya, maka sesungguhnya syurgalah tempat tinggal.” [QS. An Nazi’at :40-41]

Maka dari itu aku berusaha menolak hawa nafsu sehingga aku tetap taat kepada Alloh Swt,-
Lanjtukan Hatim, anakku..
“Yang ketiga?” ujar Syaqiq

Ketiga, :
Aku memandangi makhluk yang ada di dunia ini, aku melihat setiap makhluk memiliki benda, menghargainya, memandangnya bernilai, dan menjaganya. Kemudian ku perhatikan firman Allah Swt,-

“Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal, Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan” [Q S. An Nahl :96]
Maka dari itu setiap kali aku mendapatkan sesuatu yang berharga dan bernilai, ia pun kuhadapkan kepada Allah (kusedekahkan), agar kekal di sisi-Nya.
“Yang keempat?” ujar Syaqiq
Keempat, :
Ketika ku pandangi makhluk yang ada di dunia ini, aku melihat masing-masing orang selalu menaruh perhatian terhadap harta, kebangsawanan, kemuliaan, dan keturunan. Lalu ketika ku pandangi semua itu, tiba-tiba tampak tidak ada apa-apanya. Kemudian ku perhatikan firman Allah Swt,-

"..Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya ALLAH Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al Hujurat :13)
Maka dari itu aku pun bertaqwa kepada ALLAH, semoga aku menjadi mulia di sisiNya.
“Yang kelima?” ujar Syaqiq
Kelima, :
Ketika kupandangi makhluk yang ada di dunia ini, ternyata mereka suka saling menghina dan menggunjing satu sama lain. Penyebabnya adalah kedengkian, kemudian kuperhatikan firman Allah Swt,-

“Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” [QS. Az Zukhruf :43:32]
Maka dari itu perasaan dengki pun kutinggalkan dan aku tahu bahwa pembagian rezeki itu dari Alloh Ta’ala.
“Yang keenam?” lanjut Syaqiq
Keenam, :
Ketika kupandangi makhluk yang ada di duna ini, ternyata mereka suka berbuat kedurhakaan dan berperang satu sama lain, akupun kembali kepada firman Alloh Swt,-

“Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh, keranaa sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala”
[QS. Fathir :6]

Maka dari itu kujadikan syetan sebagai musuhku satu-satunya dan akupun sangat berhati-hati kepadanya, kerana Allah Ta’ala menyatakan syetan adalah musuhku.
Syaqiq melajutkan pertanyaannya : “Yang ketujuh?”
Ketujuh, :
Ketika kupandangi makhluk yang ada di dunia ini aku melihat masing-masing orang mencari sepotong dari dunia ini. Lalu ia menghinakan diri padanya dan memasuki sebagian-nya yang dilarang kemudian kuperhatikan firman Allah Swt,-

“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan ALLAH lah yang memberi rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya . Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata .” [QS.Huud :6]
Maka dari itu kukerjakan apa yang menjadi hak Alloh ta’ala pada diriku, dan kutinggalkan apa yang menjadi hak Allah ta’ala pada diriku,
Yang terakhir, :
Kupandangi makhluk yang ada di dunia ini, aku melihat masing-masing orang menggantungkan diri pada makhluk lain. Yang satu pada benda yang dicintainya, yang lain pada perniagaan-nya, perusahaan-nya, atau pada kesehatan tubuh-nya. Masing-masing bergantung pada benda. Lalu aku kembali pada firman Allah Swt,-

“..Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkannya. Sesungguh-nya Alloh melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguh-nya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu”
[QS. Ath Thalaq :3]

Maka dari itu akupun bertawakkal kepada Allah, ternyata Allah mencukupi keperluanku.
“Hatim, semoga Allah Swt,- melimpahkan karunia-Nya kepadamu”, ujar Syaqiq sang guru.
Sumber: Ihyaa Ulumud Din, Juz: I Bab Keutamaan Ilmu

Nasehat Baginda Rasulullah SAW kepada Imam Ali bin Abi Thalib RA



sumber mengenai wasiat - wasiat dari Nabi Muhammad SAW, untuk Ali bin Abi Thalib ra. wasiat itu juga untuk kita semua bila mengaku sebagai umat Nabi SAW dan pecinta Ahlul Bait, Wasiat ini ini bersumber dari Imam Ja’far Ash-Shadiq dari ayahnya Imam Muhammad Al-Baqir, dari ayahnya Imam Ali Zainal Abdidin, dari ayahnya Imam Husein, dari ayahnya Ali bin Abi Thalib (ra).
Dalam wasiatnya kepada Imam Ali bin Abi Thalib (ra) Rasulullah saw bersabda:
“Wahai Ali, aku wasiatkan padamu suatu wasiat, maka jagalah wasiatku ini. Kamu akan selalu berada dalam kebaikan selama kamu menjaga wasiatku ini.”
“Wahai Ali, barangsiapa yang menahan amarahnya padahal ia mampu menunaikannya, Allah akan menjamin baginya keamanan dan keimanan sehingga dengannya ia mendapat kenikmatan pada hari kiamat.”
“Wahai Ali, barangsiapa yang belum memperbaiki wasiatnya saat menjelang kematiannya, ia memiliki kekurangan dalam kehormatan dirinya (marwah) dan ia tak layak mendapat syafa'at.”
“Wahai Ali, perjuangan yang paling utama adalah orang yang tidak berduka karena kezaliman seseorang.”
“Wahai Ali, barangsiapa yang lisannya ditakuti oleh manusia, maka ia adalah penghuni neraka.”
“Wahai Ali, manusia yang paling buruk adalah orang yang dimuliakan oleh manusia karena takut pada keburukannya.”
“Wahai Ali, manusia yang paling buruk adalah orang yang menjual akhiratnya dengan dunianya. Lebih buruk lagi dari itu orang yang menjual akhiratnya dengan dunia orang lain.”
“Wahai Ali, barangsiapa yang tidak menerima alasan orang yang ingin melepaskan diri (dari dosa, pidana; ini penjelasan dalam kitab Al-Bihar), benar atau dusta, maka ia tidak akan mendapat syafaatku.”
“Wahai Ali, sesungguhnya Allah Azza wa Jalla lebih mencintai dusta untuk kemaslahatan dan lebih membenci kejujuran dalam kerusakan.”
“Wahai Ali, barangsiapa yang meninggalkan khamar karena selain Allah, maka Allah akan memberinya minuman khamar yang murni. Kemudian Imam Ali (ra) bertanya: Karena selain Allah?? Rasulullah Saw menjawab: “Ya, untuk menjaga dirinya, Allah bersyukur padanya atas hal itu.”
“Wahai Ali, peminum khamar seperti penyembah berhala. Wahai Ali, orang yang minum khamar, Allah azza wa jalla tidak menerima shalatnya selama empat puluh hari. Dan jika ia mati maka matinya mati kafir”
“Wahai Ali, setiap yang memabukkan hukumnya haram, dan setiap yang memabukkan dalam kapasitas yang banyak maka seteguk pun darinya hukumnya haram.”
“Wahai Ali, semua dosa terjadinya di dalam rumah, dan kuncinya adalah minuman khamar.”
“Wahai Ali, akan datang pada peminum khamar suatu saat ia tidak mengenal Tuhannya azza wa jalla.
“Wahai Ali, memindahkan gunung-gunung yang tak bergerak lebih mudah ketimbang memindahkan kekuasaan yang saatnya berakhir, tidak kurang dari beberapa hari.”
“Wahai Ali, orang yang tidak bermanfaat agama dan dunianya, maka tidak ada kebaikan bagimu dalam majlis-majlisnya. Dan barangsiapa yang tidak menjaga hakmu, maka kamu tidak wajib menjaga haknya dan kehormatannya.”
Ali bin Abi Thalib berkata : "Bahwa Rasulullah berwasiat kepadaku dengan sabda beliau :
"Ya Ali! Aku berwasiat kepadamu dengan sesuatu wasiat, maka jagalah dia baik-baik, karena selama engkau
memelihara wasiat ini niscaya engkau akan tetap berada dalam kebaikan.
Ya Ali! Bagi orang mukmin itu ada tiga tanda :Melakukan solat, berpuasa dan berzakat. Dan bagi orang munafik
ada pula tiga tandanya : Pura-pura sayang bila berhadapan, mengumpat di belakang dan gembira bila orang lain mendapat musibah.
Bagi orang zalim ada tiga cirinya : Menggagahi orang bawahannya dengan kekerasan, orang diatasnya dengan kedurhakaan dan melahirkan kezalimannya secara terang-terangan.
Bagi orang riya' ada tiga tandanya : rajin bila di depan orang ramai, malas bila bersendirian dan ingin dipuji untuk semua perkara
Bagi orang munafik ada tiga alamat : Bohong bila berkata, mungkir bila berjanji dan khianat apabila dipercayai.
Ya Ali, bagi orang pemalas ada tiga tanda : menunda-nundakan waktu, mensia-siakan kesempatan dan melalaikannya sampai berdosa.
Dan tidak patut orang berakal menonjolkan dirinya kecuali tiga perkara : berusaha untuk penghidupan atau mencari hiburan dalam sesuatu perkara yang tidak terlarang atau mengenangkan hari akhirat.
Ya Ali! Diantara bukti orang yang percaya kepada Allah ialah tidak mencari keredhaan seseorang dengan kemurkaan Allah, tidak menyanjung seseorang atas nikmat yang diterima, dan tidak mencela sesorang bila tidak mendapat nikmat Allah. Ingatlah bahwa rezeki tidak dapat diraih oleh orang yang sangat tamak mendapatkannya dan tidak pula dapat dielak oleh orang yang tidak menyukainya. Allah telah menjadikan nikmat karunia dan kelapangan itu dalam yakin dan ridha dengan pemberian Allah dan Ia menjadikan kesusahan dan kedukaan itu dalam murka terhadap rezeki yang telah ditentukan oleh Allah
Ya Ali! Tidak ada kefakiran yang lebih hebat daripada kebodohan, tidak ada harta yang lebih berharga daripada akal, tiada kesepian yang lebih sunyi daripada ujub ( Kagum kepada diri sendiri ), tiada kekuatan yang lebih kuat daripada musyawarah, tiada iman keyakinan, tiada wara' yang lebih baik daripada menahan diri,keindahan seindah budi pekerti dan tidak ada ibadah yang melebihi tafakkur.
Ya Ali! Segala sesuatu itu ada penyakitnya. Penyakit bicara adalah bohong, penyakit ilmu lupa, penyakit ibadah adalah riya', penyakit budi pekerti adalah memuji, penyakit berani adalah agresif, penyakit pemurah adalah menyebut-nyebut pemberian, penyakit cantik adalah sombong, penyakit bangsawan adalah bangga, penyakit malu adalah lemah, penyakit mulia adalah menonjolkan diri, penyakit kaya adalah bakhil, penyakit royal (mewah) adalah berlebih-lebihan dan penyakit agama adalah hawa nafsu.
Ya Ali! Apabila engkau disanjung orang, bacalah kalimat ini : Ya Allah, jadikanlah aku lebih baik daripada apa yang mereka katakan. Ampunilah dosaku apa yang mereka tidak ketahui, dan janganlah aku disiksa tentang apa-apa yang mereka katakan.
Ya Ali! Apabila engkau puasa sampai petang, maka ucapkanlah dikala engkau berbuka : "Untuk-Mu lah aku berpuasa dan dengan rezeki-Mu lah aku berbuka." Niscaya dituliskan bagimu pahala orang puasa pada hari itu dengan tidak kurang sedikit pun daripada pahala mereka Ketahuilah, bahawa bagi setiap orang yang berpuasa itu ada doa yang diperkenankan. Maka jika ia pada permulaan suapannya waktu makan mengucapkan : "Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, wahai Tuhan Yang Maha Luas pengampunan-Nya, ampunilah aku." niscaya diampuni dosanya. Ketahuilah bahwa puasa itu adalah perisai yang akan menangkis bahaya api neraka.

TIPUAN DUNIA YANG MENGGODA


Imam Al-Ghazali mengatakan:
"Dunia cenderung menipu dan memperdaya manusia, yang mewujud dalam beragam rupa. Misalnya, dunia berpura-pura seakan-akan ia akan selalu tinggal bersamamu, padahal kenyataannya, secara perlahan ia bakal pergi menjauhimu dan berpisah darimu, layaknya suatu bayangan yang tampaknya tetap, tetapi kenyataannya selalu bergerak.

Atau, dunia menampilkan dirinya dalam rupa penyihir yang berseri-seri, tetapi tak bermoral, ia berpura-pura mencintai dan menyayangimu, namun kemudian membelot kepada musuhmu, meninggalkanmu mati merana dilanda rasa kecewa dan putus asa. Nabi Isa a.s. melihat dunia melihat dunia dalam bentuk seorang wanita tua yang buruk rupa.
Ketika Isa a.s. bertanya kepadanya tentang berapa banyak suaminya, ia menjawab bahwa jumlahnya tak terhitung. Ia bertanya lagi, apakah mereka telah mati ataukah dicerai. Si wanita itu bilang bahwa ia telah memenggal mereka semua. “Aku heran,” ujar Isa a.s. kepada wanita tua itu, “Betapa banyak orang bodoh yang masih menginginkanmu setelah apa yang kau lakukan atas banyak orang.”
Wanita tua ini menghiasi dirinya dengan busana yang indah sarat permata, menutupi mukanya dengan cadar, lalu merayu manusia. Sangat banyak dari mereka yang mengikutinya menuju kehancuran.

Rasulullah saw. menyatakan bahwa di Hari Pengadilan, dunia ini akan tampak dalam bentuk seorang nenek tua yang seram, bermata hijau gelap, dan gigi yang bertonjolan. Orang yang melihatnya akan berkata, “Ampun! Siapakah ini?” Malaikat menjawab, “Inilah dunia yang deminya kalian bertengkar dan berkelahi serta saling merusak kehidupan.” Kemudian wanita itu akan dicampakkan ke neraka seraya menjerit keras, “Oh Tuhan, di mana pencinta-pencintaku dahulu?” Tuhan pun kemudian memerintahkan para pecinta dunia juga dilemparkan mengikuti kekasih mereka itu.
Siapa saja yang mau merenungkan secara serius keabadian di masa lalu, ketika dunia ini belum ada, dan keabadian di masa datang, ketika dunia tak lagi ada, akan mengetahui bahwa kehidupan ini bagaikan sebuah perjalanan yang tahapan-tahapannya dicerminkan oleh tahun, liga-liganya (ukuran jarak, + 3 mil) oleh bulan, mil-milnya oleh hari, dan langkah-langkahnya oleh detik. Jadi, betapa bodoh orang yang berupaya menjadikan dunia sebagai tempat tinggalnya yang abadi dan menyusun rencana sepuluh tahun ke depan untuk meraih apa-apa yang bisa jadi tak pernah dibutuhkannya, padahal sepuluh hari ke depan mungkin ia telah terkubur dalam tanah.
Saat kematian datang, orang yang mengumbar nafsu tanpa batas dan tenggelam dalam kenikmatan dunia tak ubahnya seperti orang yang memenuhi perutnya dengan panganan lezat, kemudian memuntahkannya.

Kelezatannya telah hilang, tetapi mualnya tetap terasa. Makin banyak harta yang dinikmati – berupa taman-taman yang indah, budak, emas, perak, dan lain-lain – semakin berat penderitaan yang dirasakan ketika mereka dipisahkan oleh kematian. Beratnya penderitaan itu melebihi derita kematian, karena jiwa yang telah dilekati sifat tamak akan menderita di akhirat akibat nafsu yang tak terpuaskan.
Dunia menipu manusia dengan cara-cara lainnya, seperti menampakkan diri sebagai sesuatu yang remeh dan sepele, tetapi setelah dikejar ternyata ia punya cabang yang begitu banyak dan panjang sehingga seluruh waktu dan energi manusia dihabiskan untuk mengejarnya. Nabi Isa a.s. berkata, “Pecinta dunia ini seperti orang yang minum air laut; semakin banyak minum, semakin haus ia sampai akhirnya mati akibat dahaga yang tak terpuaskan.” Dan Rasulullah saw. bersabda, “Kau tak bisa bergelut dengan dunia tanpa terkotori olehnya, sebagaimana kau tak bisa menyelam tanpa menjadi basah.”
Dunia ini seperti sebuah meja yang terhampar bagi tamu-tamu yang datang dan pergi silih berganti. Di sana disediakan piring-piring emas dan perak, makanan dan wewangian yang berlimpah. Tamu yang bijaksana makan sesuai kebutuhannya, menghirup wewangian, berterima kasih kepada tuan rumah, lalu pergi. Sebaliknya, tamu yang tolol mencoba membawa beberapa piring emas dan perak hanya untuk direnggut kembali dari tangannya sehingga ia akhinya dicampakkan dalam keadaan hina dan malu.
Gambaran tentang sifat dunia yang penuh tipu daya ini akan kita tutup dengan sebuah tamsil pendek berikut ini. Katakanlah ada sebuah kapal yang hendak berlabuh di sebuah pulau berhutan lebat. Kapten kapal berkata kepada para penumpang bahwa ia akan berlabuh selama beberapa jam, dan mereka boleh berjalan-jalan di pantai, tetapi jangan terlalu lama. Akhirnya, para penumpang turun dan berjalan ke berbagai arah.
Kelompok penumpang yang bijaksana akan segera kembali setelah berjalan-jalan sebentar dan mendapati kapal itu kosong sehingga mereka dapat memilih tempat yang paling nyaman. Ada pula para penumpang yang berjalan-jalan lebih lama di pulau itu, mengagumi dedaunan, pepohonan, dan mendengarkan nyanyian burung. Saat kembali ke kapal, ternyata tempat yang paling nyaman telah terisi sehingga mereka terpaksa diam di tempat yang kurang nyaman.
Kelompok penumpang lainnya berjalan-jalan lebih lauh dan lebih lama; mereka menemukan bebatuan berwarna yang sangat indah, lalu membawanya ke kapal. Namun, mereka terpaksa mendekam di bagian paling bawah kapal itu. Batu-batu yang mereka bawa, yang kini keindahannya telah sirna, justru semakin membuat mereka merasa tidak nyaman.
Kelompok penumpang lain berjalan begitu jauh sehingga suara kapten, yang menyeru mereka untuk kembali, tak lagi terdengar. Akhirnya, kapal itu terpaksa berlayar tanpa mereka. Mereka terlunta-lunta di pulau itu tanpa harapan dan akhirnya mati kelaparan, atau menjadi mangsa binatang buas.
Kelompok pertama adalah orang beriman yang sepenuhnya menjauhkan diri dari dunia, dan kelompok terakhir adalah orang kafir yang hanya mengurusi dunia dan sama sekali tidak memedulikan kehidupan akhirat. Dua kelompok lainnya adalah orang beriman, tetapi masih disibukkan oleh dunia yang sesungguhnya tidak berharga.
Meskipun kita telah banyak bicara tentang bahaya dunia, mesti diingat bahwa ada beberapa hal di dunia ini yang tak layak dicela, seperti ilmu dan amal baik. Ilmu dan amal baik yang dibawa seseorang ke akhirat akan memengaruhi nasib dan keadaannya di sana. Terlebih lagi amal yang dibawa adalah amal ibadah yang membuatnya selalu mengingat dan mencintai Allah.

Semua itu, sebagaimana ungkapan Alquran, termasuk “segala yang baik akan abadi”. 
Juga ada beberapa hal baik lainnya di dunia ini, seperti perkawinan, makanan, pakaian, dan lain-lain, yang dipergunakan secara bijak oleh kaum beriman sebagai sarana untuk mencapai dunia yang akan datang. Selain semua hal tersebut, terutama yang memikat pikiran dan memaksa manusia untuk bersetia kepadanya dan mengabaikan akhirat, sungguh merupakan kejahatan yang layak dikutuk, sebagaimana sabda Rasulullah saw.: “Dunia ini terkutuk dan segala sesuatu yang terdapat di dalamnya juga terkutuk, kecuali zikir kepada Allah dan segala sesuatu yang mendukungnya.”

---Imam Al-Ghazali, kitab Kimiya As-Sa'adah.

KEISTIMEWAAN NABI MUHAMMAD RASULULLAH SAW

KEISTIMEWAAN NABI MUHAMMAD RASULULLAH SAW

لم يحتلم قط طه مطلقا أبدا # وما تثائب أصلا في مدى الزمن .
Rasulullah SAW tidak pernah berihtilam (mimpi basah) baik sebelum menjadi Nabi atau setelahnya, Beliau pun sama sekali tidak pernah menguap sepanjang masa .
منه الدواب فلم تهرب و ما وقعت # ذبابة أبدا في جسمه الحسن .
Semua binatang tunduk patuh pada Nabi SAW. Betapa indahnya badan beliau SAW sampai seekor lalat pun tak berani menghinggapinya
. بخلفه كأمام رؤية ثبتت # ولا يرى أثر بول منه في العلن .
Beliau pun mampu mengetahui sesuatu yang ada di belakangnya (sama jelasnya) seakan seperti berada di hadapannya, dan bekas air seni beliau pun tidak pernah terlihat di permukaan bumi .
وقلبه لم ينم والعين قد نعست # ولا يرى ظله ظله في الشمس ذو فطن .
Hatinya tidak pernah tertidur, walau mata terpejam, dan beliau pun tak berbayang meskipun berjalan di bawah terik matahari .
كتفاه قد علتا قوما إذا جلسوا # عند الولادة صف يا ذا بمختتن .
Dua pundak beliau selalu terlihat lebih tinggi dari pundak orang-orang yang duduk bersama beliau. Sudah terkhitan tatkala dilahirkan ke dunia .
هذه الخصائص فاحفظها تكن أمنا # من شر نار وسراق ومن محن .
Inilah beberapa keistimewaan pada Sang Nabi SAW.
Semoga bermanfaat

QASHIDAH BURDAH


(Imam Albushiri)
ﻇﻠﻤﺖُ ﺳﻨَّﺔَ ﻣﻦْ ﺃﺣﻴﺎ ﺍﻟﻈﻼﻡ ﺇﻟـــﻰ ﺇﻥِ ﺍﺷﺘﻜﺖْ ﻗﺪﻣﺎﻩ ﺍﻟﻀﺮَ ﻣﻦ ﻭﺭﻡِ
Kutinggalkan sunnah Nabi yang sepanjang malam.
Beribadah hingga kedua kakinya bengkak dan keram.

ﻭﺷﺪَّ ﻣﻦ ﺳﻐﺐٍ ﺃﺣﺸﺎﺀﻩ ﻭﻃـــﻮﻯ ﺗﺤﺖ ﺍﻟﺤﺠﺎﺭﺓ ﻛﺸْﺤﺎً ﻣﺘﺮﻑ ﺍﻷﺩﻡِ
Nabi yang karena lapar mengikat pusarnya dengan batu.
Dan dengan batu mengganjal Perutnya yang halus itu.

ﻭﺭﺍﻭﺩﺗْﻪ ﺍﻟﺠﺒﺎﻝُ ﺍﻟﺸﻢُ ﻣﻦ ﺫﻫــﺐٍ ﻋﻦ ﻧﻔﺴﻪ ﻓﺄﺭﺍﻫﺎ ﺃﻳﻤﺎ ﺷــــﻤﻢِ
Kendati gunung emas menjulang menawarkan dirinya.
la tolak permintaan itu dengan perasaan
bangga.

ﻭﺃﻛﺪﺕْ ﺯﻫﺪﻩ ﻓﻴﻬﺎ ﺿﺮﻭﺭﺗُـــﻪ ﺇﻥَّ ﺍﻟﻀﺮﻭﺭﺓ ﻻ ﺗﻌﺪﻭ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻌِﺼَﻢِ
Butuh harta namun menolak, maka tambah kezuhudannya.
Kendati butuh pada harta tidaklah merusak kesuciannya.

ﻭﻛﻴﻒ ﺗﺪﻋﻮ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﺿﺮﻭﺭﺓُ ﻣﻦْ ﻟﻮﻻﻩ ﻟﻢ ﺗُﺨْﺮﺝِ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻣﻦ ﺍﻟﻌـﺪﻡِ
Bagaimana mungkin Nabi butuh pada dunia.
Padahal tanpa dirinya dunia takkan pernah ada.

ﻣﺤﻤﺪ ﺳﻴﺪ ﺍﻟﻜﻮﻧﻴﻦ ﻭﺍﻟﺜﻘﻠﻴــــﻦ ﻭﺍﻟﻔﺮﻳﻘﻴﻦ ﻣﻦ ﻋُﺮْﺏ ﻭﻣﻦْ ﻋﺠــﻢِ
Muhammadlah pemimpin dunia akherat.
Pemimpin jin dan manusia, bangsa Arab dan non Arab.

ﻧﺒﻴﻨﺎ ﺍﻵﻣﺮُ ﺍﻟﻨﺎﻫﻲ ﻓﻼ ﺃﺣــــﺪٌ ﺃﺑﺮَّ ﻓﻲ ﻗﻮﻝِ ﻻ ﻣﻨﻪ ﻭﻻ ﻧﻌــــﻢِ
Nabilah pengatur kebaikan pencegah mungkar.
Tak satu pun setegas ia dalam berkata ya
atau tidak.

ﻫﻮ ﺍﻟﺤﺒﻴﺐ ﺍﻟﺬﻱ ﺗﺮﺟﻰ ﺷﻔﺎﻋـﺘﻪ ﻟﻜﻞ ﻫﻮﻝٍ ﻣﻦ ﺍﻷﻫﻮﺍﻝ ﻣﻘﺘﺤـــﻢِ
Dialah kekasih Allah yang syafa’atnya
diharap.
Dari tiap ketakutan dan bahaya yang datang menyergap.

ﺩﻋﺎ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﺎﻟﻤﺴﺘﻤﺴﻜﻮﻥ ﺑــﻪ ﻣﺴﺘﻤﺴﻜﻮﻥ ﺑﺤﺒﻞٍ ﻏﻴﺮ ﻣﻨﻔﺼـــﻢِ
Dia mengajak kepada agama Allah yang
lurus.
Mengikutinya berarti berpegang pada tali
yang tak terputus.

ﻓﺎﻕ ﺍﻟﻨﺒﻴﻴﻦ ﻓﻲ ﺧَﻠﻖٍ ﻭﻓﻲ ﺧُﻠـُﻖٍ ﻭﻟﻢ ﻳﺪﺍﻧﻮﻩ ﻓﻲ ﻋﻠﻢٍ ﻭﻻ ﻛـــﺮﻡِ
Dia mengungguli para Nabi dalam budi dan rupa.
Tak sanggup mereka menyamai ilmu dan
kemuliaannya.

ﻭﻛﻠﻬﻢ ﻣﻦ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﻣﻠﺘﻤـــﺲٌ ﻏﺮﻓﺎً ﻣﻦ ﺍﻟﺒﺤﺮ ﺃﻭ ﺭﺷﻔﺎً ﻣﻦ ﺍﻟﺪﻳﻢِ
Para Nabi semua meminta dari dirinya.
Seciduk lautan kemuliaannya dan setitik
hujan ilmunya.

ﻭﻭﺍﻗﻔﻮﻥ ﻟﺪﻳﻪ ﻋﻨﺪ ﺣﺪﻫــــﻢ ﻣﻦ ﻧﻘﻄﺔ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﺃﻭ ﻣﻦ ﺷﻜﻠﺔ ﺍﻟﺤﻜﻢِ
Para Rasul sama berdiri di puncak mereka.
Mengharap setitik ilmu atau seonggok
hikmahnya.

ﻓﻬﻮ ﺍﻟﺬﻱ ﺗﻢ ﻣﻌﻨﺎﻩ ﻭﺻﻮﺭﺗــﻪ ﺛﻢ ﺍﺻﻄﻔﺎﻩ ﺣﺒﻴﺒﺎً ﺑﺎﺭﺉُ ﺍﻟﻨﺴـــﻢِ
Dialah Rasul yang sempurna batin dan
lahirnya.
Terpilih sebagai kekasih Allah pencipta
manusia.

SULITNYA MENJAGA UCAPAN.


Sesungguhnya ucapan itu ada empat bagian:
1. ucapan yg murni membahayakan.
2. ucapan yg murni bermanfaat.
3. ucapan yg bercampur antara bahaya dan manfaat.
4. ucapan yg tidak ada bahayanya juga tdk ada manfa'atnya.

أما الذي هو ضرر محض فلا بد من السكوت عنه وكذلك ما فيه ضرر ومنفعة لا تفي بالضرر
وأما ما لا منفعة فيه ولا ضرر فهو فضول والاشتغال به تضييع زمان وهو عين الخسران فلا يبقى إلا القسم الرابع فقد سقط ثلاثة أرباع الكلام وبقي ربع وهذا الربع فيه خطر إذ يمتزج بما فيه إثم من دقائق الرياء والتصنع والغيبة وتزكية النفس

Adapun ucapan yg murni berbahaya maka wajib untuk diam darinya, begitu juga dengan ucapan yg bercampur antara bahaya dan manfa'at, karena untuk menghindari BAHAYANYA.
Adapun ucapan yg tdk mengandung manfa'at dan tdk mengandung bahaya maka ini termasuk ucapan yg BERLEBIHAN, sibuk dengan ucapan ini hanya akan menyia-nyiakan waktu saja dan ini nyatalah sebuah KERUGIAN, maka tiada yg tersisa kecuali bagian yg ke empat, karena yg tiga perempat sdh gugur.
Yang ke empat adalah ucapan yg murni BERMANFA'AT, ucapan yg murni bermanfa'at inipun masih mengandung bahaya karena bisa saja ucapan yg bermanfa'at ini mengandung riya'/pamer yg tersembunyi, bisa juga sebab hanyalah kepura-puraan dan menganggap dirinya bersih.
" من صمت نجا "
" barang siapa yg diam maka selamat."

MAGNET HARTA

MAGNET HARTA

Seorang penyair berkata dalam bait hikmahnya :
**
و قيل في المال
Disinggung soal magnet harta:
رايت الناس قد مالوا إلى من عنده مال
ومن لا عنده مال فعنه الناس قد مالوا
Aku melihat manusia condong kepada mereka yang punya harta,
Dan siapa yang tidak punya harta, maka manusia akan meninggalkannya.
رايت الناس قد ذهبوا إلى من عنده ذهب
ومن لا عنده ذهب فعنه الناس قد ذهبوا
Aku melihat manusia berbondong-bondong pergi kepada si pemilik emas,
Dan siapa yang tidak punya emas,maka manusia akan pergi darinya.
رايت الناس منفضه إلى من عنده فضة
ومن لا عنده فضه فعنه الناس منفضه
Aku melihat manusia berburu mendekat kepada si pemilik perak,
Dan siapapun yang tidak punya perak maka manusia akan lari menghindarinya.
Na 'udzubillah!
=====================
klik LIKE ON FANPAGE Alhabib Quraisy Baharun:
=====================
NOTES :
Dan Saudara-saudariku, yang selalu berkomentar sopan di page ini, men-share/bagikan, like, dan menandai teman-temannya di facebook, semoga termasuk dalam fadhilah hadits ini,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ
Artinya: “Barangsiapa yang menunjukkan kepada sebuah kebaikan maka baginya seperti pahala pelakunya (HR.Muslim)

SYAIR YANG TERSIRAT PENUH MAKNA | PELEMBUT HATI

SYAIR YANG TERSIRAT PENUH MAKNA | PELEMBUT HATI

___________

Berikut ini adalah sebuah kutipan syair yang diriwayatkan di dalam buku karya Imam Ibnul Qayyim Al Jauziyah membuat Imam Ahmad menangis tersedu-sedu hingga hampir pingsan. Hal ini menunjukkan betapa lembut dan pekanya hati Imam Ahmad terhadap hal-hal yang mengingatkan manusia kepada Rabbnya, dosa-dosanya, dan kehidupan akhirat.
Syair Pelembut Hati
Jika Rabb-ku mengatakan kepadaku: “Tidak malukah kau bermaksiat kepada-Ku?!
Engkau menutupi dosa dari para makhluk-Ku, tapi malah dengan kemaksiatan kau mendatangi-Ku!”
Maka bagaimana aku menjawabnya, dan siapa yang mampu melindungiku…
Aku terus menghibur diri dengan angan-angan (dunia) dari waktu ke waktu…
Tetapi aku lalai dengan perihal setelah kematian, tentang apa yang dapat mencukupiku setelah itu…
Seolah aku akan hidup terus, dan maut tidak akan menghampiriku…
Saat sakaratulmaut yang dahsyat itu benar-benar datang, siapakah yang mampu melindungiku…
Aku melihat wajah orang-orang… Tidakkah ada diantara mereka yang mau menebusku?!
Aku akan ditanya, tentang apa -yang kukerjakan di dunia ini- yang dapat menyelamatkanku…
Maka bagaimanakah jawabanku setelah aku lupakan agamaku…
Sungguh celaka aku… Tidakkah ku dengar firman Alloh yang menyeruku?!
Tidakkah pula kudengar ayat-ayat yang ada di Surat Qoof dan Yasin itu?!
Bukankah kudengar tentang hari kebangkitan, hari dikumpulkan, dan hari pembalasan itu?!
Bukankah kudengar pula panggilan kematian yang terus melayangkan panggilan dan seruan kepadaku?!
Maka ya Rabb… akulah hambamu yang bertaubat… Tidak ada yang dapat melindungiku,
Melainkan Rabb yang Maha Pengampun, lagi Maha Luas Karunianya… Dia-lah yang menunjukkan hidayah kepadaku
Aku telah datang kepada-Mu… maka rahmatilah aku, dan beratkanlah timbanganku…
Ringankanlah hukumanku… Sungguh Engkaulah yang paling kuharapkan pahalanya untukku
Versi Bahasa Arab Syair yang Membuat Imam Ahmad Menangis
إذَا مَا قَالَ لِي رَبِّي أمَا استحييتَ تَعصينِي … وتُخفي الذَّنبَ عن خَلْقي وبالعصيان تأتيني
فكيف أجيب يا ويحي ومن ذا سوف يحميني … أسلي النفس بالآمال من حين إلى حينِ
وأنسى ما وراء الموتِ ماذا بعدُ تكفيني … كأني قد ضمِنْتُ العيشَ ليس الموت يأتيني
وجاءت سكرة الموتِ الشديدةُ من سيَحْميني … نظرتُ إلى الوجوهِ أليسَ منهم من سيفديني
سأُسْأَل ما الذي قدَّمتُ في دنيايَ يُنجيني … فكيف إجابتي من بعدُ ما فرَّطتُ في ديني
ويا ويحي ألم أسمع كلام الله يدعوني … ألم أسمع بما قد جاء في قافٍ وياسينِ
ألم أسمع بيوم الحشر يوم الجمع والديني … ألم أسمع منادي الموتِ يدعوني يناديني
فيَا ربَّاه عبدٌ تائبٌ من ذا سيأويني … سوى ربٍّ غفورٍ واسعٍ للحقِّ يهديني
أتيتُ إليك فارحمني وثقِّل فِي موازينِي … وخفف في جزائي أنت أرجى من يُجازيني

X-Steel - Wait