Habib Ali Al-Jufri:
Saat itu, Imam Hasan bin Ali bin Abi Thalib adalah orang yang berhak untuk diangkat menjadi khalifah. Ketika beliau memahami bahwa kelanjutannya dalam masalah khilafah akan menimbulkan pertumpahan darah, beliau langsung mengalah. Padahal saat itu beliau telah dibai'at oleh sebagian orang Islam.
Demi menjaga agar tidak terjadi pertumpatahan darah, beliau mengalah dan memberikan tahta khilafah kepada Mu'awiyah bin Ai Sufyan dengan syarat bahwa Muawiyah mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Sebagian pendukung Imam Hasan pada waktu itu sangat marah dengan sikap yang beliau ambil. Pernah suatu kali, salah seorang dari mereka berjalan melewati Imam Hasan dan berkata,
"Assalamualaika ya mudzillah mu'minin."
(Mudzillah Mu'minin artinya seseorang yang telah mempermalukan dan menghinakan orang-orang mukmin).
Lalu Imam Hasan memanggilnya dan berkata, "Apa yang tadi kamu katakan?"
Tadi saya mengatakan, "Assalamualaika ya Mudzillah mu'minin."
Imam Hasan menjawab, "Saya bukan seperti kamu sebutkan. Tapi saya tidak suka bahwa saya membunuh mereka hanya karena kekuasaan."
Sikap seperti ini telah didukung oleh Rasulullah Saw. jauh sebelum sikap ini beliau ambil. Rasulullah Saw. pernah bersabda,
"Sungguh cucuku ini (Imam Hasan) adalah Sayyid (seorang tuan). Semoga Allah mendamaikan di antara dua golongan besar dari orang-orang Islam dengannya." HR. Bukhari
Jadi golongan mana yang akan kita ikuti? Golongan Rasulullah-kah atau golongan yang lainnya?
0 Response to "Perdamaian Maknanya Mengalah"
Post a Comment