Latest Updates

QURBAN DI DALAM ISLAM




 | Oleh : Buya Yahya (Pengasuh LPD Al-Bahjah Cirebon) 

I. Pengertian 
Qurban bahasa arabnya adalah ﺍﻷﺿﺤﻴﺔ (al-udhiyah) diambil dari kata ﺃﺿﺤﻰ (adh-ha). Makna ﺃﺿﺤﻰ (adh-ha) adalah permulaan siang setelah terbitnya matahari dan dhuha yang selama ini sering kita gunakan untuk sebuah nama sholat, yaitu shalat dhuha di saat terbitnya matahari hingga menjadi putih cemerlang. Adapun ﺍﻷﺿﺤﻴﺔ (al-udhiyah / qurban) menurut syariat adalah sesuatu yang disembelih dari binatang ternak yang berupa unta, sapi dan kambing untuk mendekatkan diri kepada Allah yang disembelih pada hari raya Idul Adha dan Hari Tasyrik. Hari Tasyrik adalah hari ke 11, 12, dan 13 Dzulhijah. ﻛﻞ ﺃﻳﺎﻡ ﺍﻟﺘﺸﺮﻳﻖ ﺫﺑﺢ )ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺪﺍﺭﻗﻄﻨﻰ ﻭ ﺍﻟﺒﻴﻬﻘﻰ ) “Semua hari-hari Tasyriq adalah (waktu) menyembelih qurban” (HR. Ad- Daruquthni dan Al Baihaqi didalam As- Sunanul Kubra) 

II. Hukum Qurban 
Hukum menyembelih qurban menurut madzhab Imam Syafi’i dan jumhur Ulama adalah sunnah yang sangat diharap dan dikukuhkan. Ibadah Qurban adalah termasuk syiar agama dan yang memupuk makna kasih sayang dan peduli kepada sesama yang harus digalakkan. Dan sunnah disini ada 2 macam : 
1. Sunnah ‘Ainiyah, yaitu : Sunnah yang dilakukan oleh setiap orang yang mampu. 
2. Sunnah Kifayah, yaitu : Disunnahkan dilakukan oleh sebuah keuarga dengan menyembelih 1 ekor atau 2 ekor untuk semua keluarga yang ada di dalam rumah. 

Hukum Qurban menurut Imam Abu Hanifah adalah wajib bagi yang mampu. Perintah qurban datang pada tahun ke-2 (dua) Hijriyah. Adapun qurban bagi Nabi Muhammad SAW adalah wajib, dan ini adalah hukum khusus bagi beliau. Kapan qurban menjadi wajib dalam madzhab Imam Syafi’i dan jumhur Ulama? Qurban akan menjadi wajib dengan 2 hal : 
1. Dengan bernadzar, seperti : Seseorang berkata : “Aku wajibkan atasku qurban tahun ini.” Atau “Aku bernadzar qurban tahun ini.” Maka saat itu qurban menjadi wajib bagi orang tersebut. 
2. Dengan menentukan, maksudnya : Jika seseorang mempunyai seekor kambing lalu berkata : “Kambing ini aku pastikan menjadi qurban.” Maka saat itu qurban dengan kambing tersebut adalah wajib. Dalam hal ini sangat berbeda dengan ungkapan seseorang : “Aku mau berqurban dengan kambing ini. “ Maka dengan ungkapan ini tidak akan menjadi wajib karena dia belum memastikan dan menentukan. Dan sangat berbeda dengan kalimat yang sebelumnya, yaitu “Aku jadikan kambing ini kambing qurban.” Dan mohon diperhatikan hal ini, karena hal ini sangat penting. 

III. Waktu Menyembelih Qurban
 Waktu menyemblih qurban itu diperkirakan dimulai dari : Setelah terbitnya matahari di hari raya aqurban dan setelah selesai 2 raka’at shalat hari raya idul adha ringan dan 2 khutbah ringan (mulai matahari terbit + 2 rakaat + 2 khutbah), maka tibalah waktu untuk menyemblih qurban. Bagi yang tidak melakukan sholat hari raya ia harus memperkirakan dengan perkiraan tersebut atau menunggu selesainya shalat dan khutbah dari masjid yang ada di daerah tersebut atau sekitarnya. Dan waktu menyembelih qurban berakhir saat terbenamnya matahari di hari tasyrik tanggal 13 Dzulhijjah. Sebaik-baik waktu menyembelih qurban adalah setelah sholat dan khutbah hari Idul Adha.

 ﻋﻦ ﺍﻟﺒﺮﺍﺀ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ، ﻗﺎﻝ: ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ: »ﻣﻦ ﺫﺑﺢ ﺑﻌﺪ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﺗﻢ ﻧﺴﻜﻪ، ﻭﺃﺻﺎﺏ ﺳﻨﺔ ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ )ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻯ 5545 : )
 Dari Barra’ bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda: “Barangsiapa menyembelih hewan kurban setelah shalat Idul Adha, maka sembelihannya telah sempurna dan ia sesuai dengan sunnah kaum muslimin.” (HR. Bukhari no. 5545)
 Catatan penting : Jika seseorang menyembelih sebelum waktunya, atau sudah kelewat waktunya, misalnya : menyembelih di malam hari raya raya idul adha atau menyembelih setelah terbenamnya matahari tanggal 13 hari tasryik maka semblihan itu tidak menjadi qurban dan menjadi sedekah biasa. Maka hendaknya bagi panitia qurban untuk memperhatikan masalah ini.
 ﻋﻦ ﺍﻟﺒﺮﺍﺀ ﺑﻦ ﻋﺎﺯﺏ، ﻗﺎﻝ: ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ: » ﺇﻥ ﺃﻭﻝ ﻣﺎ ﻧﺒﺪﺃ ﻓﻲ ﻳﻮﻣﻨﺎ ﻫﺬﺍ ﺃﻥ ﻧﺼﻠﻲ، ﺛﻢ ﻧﺮﺟﻊ ﻓﻨﻨﺤﺮ، ﻓﻤﻦ ﻓﻌﻞ ﺫﻟﻚ ﻓﻘﺪ ﺃﺻﺎﺏ ﺳﻨﺘﻨﺎ، ﻭﻣﻦ ﻧﺤﺮ ﻗﺒﻞ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻓﺈﻧﻤﺎ ﻫﻮ ﻟﺤﻢ ﻗﺪﻣﻪ ﻟﺄﻫﻠﻪ، ﻟﻴﺲ ﻣﻦ ﺍﻟﻨﺴﻚ ﻓﻲ ﺷﻲﺀ )ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻯ 965 : )
 Dari Barra’ bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda: “Sesungguhnya hal pertama yang kita mulai pada hari ini adalah kita melaksanakan shalat (Idul Adha), kemudian kita pulang dan menyembelih. Barangsiapa melakukan hal itu niscaya ia telah sesuai dengan as- sunnah. Adapun barangsiapa menyembelih hewan sebelum shalat Idul Adha, maka sembelihannya tersebut adalah daging yang ia berikan untuk keluarganya, bukan termasuk daging hewan kurban (untuk mendekatkan diri kepada Allah).” (HR. Bukhari no. 965)

 IV. Syarat Orang Yang Berqurban 
1. Seorang muslim / muslimah 
2. Usia baligh Baligh ada 
3 tanda, yaitu :
 a. Keluar mani (bagi anak laki-laki dan perempuan) pada usia 9 tahun hijriah.
 b. Keluar darah haid usia 9 tahun hijriah (bagi anak perempuan)
 c. Jika tidak keluar mani dan tidak haid maka di tunggu hingga umur 15 tahun. Dan jika sudah genap 15 tahun maka ia telah baligh dengan usia yaitu usia 15 tahun. Dan jika ada anak yang belum baligh maka tidak diminta untuk melakukan kurban, akan tetapi sunnah bagi walinya untuk berqurban atas nama anak tersebut. 
3. Berakal , maka orang gila tidak diminta untuk melakukan kurban, akan tetapi sunnah bagi walinya untuk berqurban atas nama orang gila tersebut. 
4. Mampu Mampu disini adalah punya kelebihan dari makanan pokok, pakaian dan tempat tinggal untuk dirinya dan keluarganya di hari raya Idul Adha dan hari Tasyrik. Maka bagi siapapun yang memenuhi syarat-syarat tersebut, sunnah baginya untuk melakukan ibadah qurban. 
V. Macam-Macam Binatang Yang Boleh Dijadikan Qurban
 1. Unta, diperkiraan umurnya 5 – 6 tahun.
 2. Sapi, atau kerbau diperkirakan umurnya 2 tahun ke atas.
 3. Kambing / doba dengan bermacam- macam jenisnya, diperkirakan umurnya 1- 2 tahun. 

VI. Himbauan Pemilihan Bintang Qurban 
Dihimbau ( tapi tidak wajib) : – Gemuk dan Sehat, dengan warna apapun. 

VII. Sifat-sifat Binatang yang Tidak Boleh Dijadikan Qurban
 1. Bermata sebelah / buta
 2. Pincang yang sangat
 3. Yang amat kurus, karena penyakit.
 4. Berpenyakit yang parah

 ﻭﻋﻦ ﺍﻟﺒﺮﺍﺀ ﺑﻦ ﻋﺎﺯﺏ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﻤﺎ ﻗﺎﻝ: ﻗﺎﻡ ﻓﻴﻨﺎ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ – ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – ﻓﻘﺎﻝ“ 
– :ﺃﺭﺑﻊ ﻟﺎ ﺗﺠﻮﺯ ﻓﻲ ﺍﻟﻀﺤﺎﻳﺎ: ﺍﻟﻌﻮﺭﺍﺀ ﺍﻟﺒﻴﻦ ﻋﻮﺭﻫﺎ, ﻭﺍﻟﻤﺮﻳﻀﺔ ﺍﻟﺒﻴﻦ ﻣﺮﺿﻬﺎ, ﻭﺍﻟﻌﺮﺟﺎﺀ ﺍﻟﺒﻴﻦ ﻇﻠﻌﻪ ﻭﺍﻟﻜﺴﻴﺮﺓ ﺍﻟﺘﻲ ﻟﺎ ﺗﻨﻘﻲ” ) ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺨﻤﺴﺔ. ﻭﺻﺤﺤﻪ ﺍﻟﺘﺮﻣﺬﻱ, ﻭﺍﺑﻦ ﺣﺒﺎﻥ )
 Dari Al Bara’ bin ‘Azib radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berdiri di tengah-tengah kami dan berkata, “Ada empat cacat yang tidak dibolehkan pada hewan kurban: (1) buta sebelah dan jelas sekali kebutaannya, (2) sakit dan tampak jelas sakitnya, (3) pincang dan tampak jelas pincangnya, (4) sangat kurus sampai-sampai seolah tidak berdaging dan bersum-sum.” ( Dikeluarkan oleh yang lima (empat penulis kitab sunan ditambah dengan Imam Ahmad). Dishahihkan oleh Tirmidzi dan Ibnu Hibban )
 Keterangan : Boleh berqurban dengan kambing / sapi/ unta BETINA. Harap diperhatikan : Banyak masyarakat yang menganggap bahwa qurban dengan sapi /kambing /unta betina adalah tidak sah.

 VIII. Kesunahan Dalam Menyembelih Qurban
 1. Dalam keadaan bersuci
 2. Menghadap qiblat
 3. Membaca : ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺻﻞ ﻋﻠﻰ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﻭﻋﻠﻰ ﺍﻟﻪ ﻭﺻﺤﺒﻪ ﻭﺳﻠﻢ.… “ﺑﺴﻢ ﺍﻟﻠﻪ، ﻭﺍﻟﻠﻪ ﺃﻛﺒﺮ، ﺍﻟﻠﻬﻢ ﻣﻨﻚ، ﻭﻟﻚ …. Dan setelah itu berdoa : ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺗﻘﺒﻞ ﻣﻨﻰ …. Kalau untuk mewakili nama orang : disebut namanya  ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺗﻘﺒﻞ ﻣﻦ  
 4.Kesunnahan lain saat menyembelih qurban, hendaknya : Mulai awal bulan Dzulhijah tanggal 1 hingga saat menyembelih qurban agar tidak memotong / mencabut rambut atau kukunya, seperti yang disabdakan Nabi SAW : ﺇﺫﺍ ﺭﺃﻳﺘﻢ ﻫﻼﻝ ﺫﻯ ﺍﻟﺤﺠﺔ ﻭﺃﺭﺍﺩ ﺃﺣﺪﻛﻢ ﺃﻥ ﻳﻀﺤﻰ ﻓﻠﻴﻤﺴﻚ ﻋﻦ ﺷﻌﺮﻩ ﻭﺃﻇﻔﺎﺭﻩ ) ﺭﻭﺍﻩ ﻣﺴﻠﻢ) “Jika masuk bulan Dzulhijah dan salah seorang dari kalian ingin menyembelih qurban, maka hendaklah ia tidak memotong sedikitpun dari rambut dan kukunya.” (H.R. Muslim)
 5. Jika bisa, menyembelih sendiri bagi yang mampu.
 6. Mempertajam kembali pisaunya
 7. Mempercepat cara penyembelihan
 8. Membaca Bismillah dan Takbir (seperti yang telah disebutkan) sebelum membaca doa.
 9. Di depan warga, agar semakin banyak yang mendo’akannya.
 10. Untuk qurban yang sunnah (bukan nadzar) disunnahkan bagi yang nadzar untuk mengambil bagian dari daging qurban biarpun hanya sedikit. 

IX. Cara Membagi Daging Qurban 
– Jika qurban wajib karena nadzar : Maka semua dari daging qurban harus dibagikan kepada fakir miskin. Dan jika orang yang berqurban atau orang yang wajib dinafkahinya ikut makan, maka wajib baginya untuk menggantinya sesuai dengan yang dimakannya. – Adapun jika qurban sunnah : Maka tidak disyaratkan sesuatu apapun dalam pembagiannya, asalkan ada bagian uintuk orang fakir miskin, seberapaun bagian tersebut. Dan dianjurkan untuk bisa membagi menjadi 3 bagian. 1/3 untuk keluarga, 1/3 untuk dihidangkan tamu, 1/3 untuk dibagikan kepada fakir miskin. Dan semakin banyak yang dikeluarkan tentu semakin besar pahalanya

X. Hukum Menjual Daging Qurban Hukum menjual daging qurban adalah haram sebelum dibagikan. Adapun jika daging qurban sudah dibagi dan diterima, maka bagi si fakir yang menerima daging tersebut boleh menjualnya dan juga boleh menyimpannya. Begitu juga kulitnya, tidak diperkenankan untuk dijual atau dijadikan upah bagi yang menyembelih, akan tetapi bagi seorang tukang sembelih boleh menerima kulit serta daging qurban sebagai bagian haknya akan tetapi tidak boleh daging dan kulit tersebut dijadikan upah.

0 Response to "QURBAN DI DALAM ISLAM"

Post a Comment

X-Steel - Wait