Semua (bentuk) darah najis, kecuali darah para nabi. Begitu juga air kencing, ia najis, kecuali air kencing para nabi. Darah dan air kencing nabi suci, sebab nabi tidak mengeluarkan sesuatu yang menjijikkan.
Diantara Allah memuliakan para nabi dengan apapun yang ada pada diri mereka adalah suci. Sebab mereka bertemu dengan para malaikat, bersimpuh dikarihabaan Allah maka harus suci lahir batin.
Nabi Isa alaihissalam belum meninggal, beliau diangkat kelangit. Apapun yang ada pada diri beliau suci, kalau tidak, tidak selayaknya diangkat ke tempat suci (langit). Begitu juga Rasulullah shallallahu alaihi wasallam ketika mi'raj (naik ke sidratul muntaha). Ini konsensus (ijma) umat Islam.
Oke, kalau tidak najis lalu kenapa para nabi istinja setalah menunaikan hajat? Hal ini untuk mengajari umat tata cara bersuci. Ia menjijikkan (mustqdzar) bagi para nabi, bukan bagi kita. Tidak semua hal yang menjijikkan itu najis. Sebagaimana ketika ditanganmu ada ludah kemudian kamu membasuhnya, bukan berarti ia najis, kan.
Nabi punya hukum tersendiri.
-Syekh Yusri Rusyd Jabr~
via suara al azhar, 3 juli 2015
via suara al azhar, 3 juli 2015
0 Response to "Nabi Punya Hukum Tersendiri."
Post a Comment